CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Thursday, August 20, 2009

[kcb-milis] Liputan Training I Milis KCB

 

Milis KCB Selenggarakan Training Seni dan Budaya Islam


Sebuah acara hasilgarapan Pengurus Milis Ketika Cinta Bertasbih kembali digelar pada Sabtu-Ahad,15-16 Agustus 2009 kemarin. Acara training yang dikomandani oleh Iman Sulaimanini bertajuk "The Power of Ukhuwwah is Our Choice in Da'wah" mengambil tempat diPPPTK Bisnis dan Pariwisata di bilangan Sawangan, Depok. Tempat ini pulasebelumnya digunakan sebagai tempat audisi dan karantina para calon pemeranFilm KCB. Beberapa peserta yang juga pemeran film Ketika Cinta Bertasbih merasasurprise ketika mengetahui bahwa tempat yang digunakan untuk training adalahtempat di mana mereka berjuang sebelumnya. Salah satunya Cholidi Asadil Alam.Odi, biasa dia dipanggil menceritakan memori indah ketika dia bersama seratusanorang lainnya berjuang di tempat tersebut. Selain Odi, tampakpula Oki yang terlihat sudah terbiasa dengan acara training semacam itu. Hadir pulaMeyda dan Arsyil dalam training kemarin.

Training dimulaisekitar pukul 13.30 WIB setelah Shalat Dzuhur dan makan siang. Jadwal acaratraining cukup padat, berisikan materi kajian keislaman serta materi tentang seni dan budaya Islam yang disampaikan oleh narasumber terkemuka. Dalam materi kajian keislaman, Ust. M. Ridwan menyampaikan tentang keindahan Islamyang muncul dari dua kalimat Syahadat dan kalimat Laa Illaha Illallaah. Padasesi berikutnya peserta diberikan sekelumit tentang dunia perfilman khususnyadalam bidang Sinematografi. Pada sesi ini menghadirkan M. Suprayogi, cameramanfilm Ketika Cinta Bertasbih. Dalam penyampaiannya, Bang Yogi, biasa diadipanggil memberikan praktek trik-trik pengambilan gambar dalam ruangan sempitsehingga tampak berada dalam ruangan yang lebar.

Pada sesi selanjutnyapeserta diberikan materi arti profesionalisme dalam bekerja dan berkarya,khususnya dalam bidang seni peran. Dalam sesi ini, sutradara senior sekaligussutradara film KCB 1 dan 2, Chaerul Umam serta sutradara dan aktor kawakan L.Manik diundang untuk menyampaikan materi tersebut. Chaerul Umam menyampaikantentang bagaimana proses dari awal sampai akhir tentang pembuatan film yangbaik, di mana pada bagian awal prosesnya adalah menentukan cerita yang akandiangkat sebagai film, bisa dari sebuah novel (seperti Ketika Cinta Bertasbihdan Ayat-ayat Cinta misalnya), dan dapat pula dari sumber lainnya. Chaerul Umam jugamenyampaikan bahwa sampai sekarang masih sangat sulit dijumpai penulis skenariofilm yang baik (Islami-red). Chaerul Umam menyebut beberapa penulis skenarioyang concern terhadap masalah keislaman adalah Imam Thantowi dan Misbach YusaDiran.

Sedangkan L. Manikmenceritakan kisah bagaimana awal-awal perjuangannya menjadi aktor, di manakisah itu dimulai dengan menjadi figuran selama lima tahun lamanya. Salah satufilm yang cukup berkesan bagi L. Manik selama menjadi aktor adalah ketika L.Manik bermain dalam sebuah film yang disutradarai oleh Chaerul Umam. Dalam filmitu, L. Manik berperan sebagai ustadz dan diharuskan hafal Ayat Kursi (QS. AlBaqarah : 255) padahal pada saat itu L. Manik belum beragama Islam. Walhasil,meskipun L. Manik sudah hafal Ayat Kursi tersebut, adegan `Ayat Kursi' harusdi-take ulang lebih dari 10 kali. Dalam kesempatan itu pula L. Manikmenyebutkan dibutuhkan empat keikhlasan dalam bermain film, diantaranya ikhlasdalam menerima peran, ikhlas ketika terhadap sutradara, ikhlas dalam menerima lawan main, dan terakhir ikhlas dengan honoryang diterima.

Meskipun malam telah datang,para peserta tetap bersemangat dalam mengikuti training, sebab pembicaraberikutnya adalah penulis Novel Mega Best Seller, Habiburrahman El Shirazy.Kang Abik menyempatkan datang dalam acara training tersebut. Pada saat yangsama, Kang Abik juga mempunyai agenda dalam Munas Forum Lingkar Pena di Solo.Meskipun waktu yang diberikan cukup singkat, Kang Abik menyampaikan dengan padat dan jelas tentang syarat-syarat menjadi seniman muslim. Syarat tersebut di antaranya adalah Salimul Aqidah(aqidah yang benar, hanya percaya kepada Allah SWT). Kedua Salimun Niyat, yakniniat yang benar. Dalam sebuah hadits Rasulullah menyatakan "Sesungguhnya setiapamal bergantung pada Niatnya (HR. Bukhari-Muslim)". Ketiga Salimul Fikroh,pemikiran yang benar. Dan yang terakhir adalah Salimul Suluk wal Khuluq, akhlaqyang benar, atau disebut pula akhlaqul karimah. Dengan terpenuhinya empatsyarat tersebut, maka Insya Allah dalah didapatkan sosok seniman yang Islami,tidak hanya penampilan luarnya saja, tetapi juga dari aspek dalam diriseseorang tersebut, sehingga tercermin dari setiap perilaku, akhlaq danpemikirannya.

Dalam kesempatantraining tersebut dilaksanakan pula Shalat Tahajud dan Muhasabah yang dipimpinUst. Ferry Nur. Sahalat Tahajud diselenggarakan pada sepertiga malam terakhir(pukul 03.00 WIB) dan berakhir ketika Shubuh menjelang. Shalat tahajud danMuhasabah merupakan kebiasaan Rasulullah SAW dan para shahabat yang sentiasadilakukan.

Pada pagi harinyadilaksanakan riyadhoh (olahraga) pagi yang mengambil tempat di sekitar lokasitraining. Pada kesempatan ini dijadikan pula sebagai ajang foto-foto sebagaikenang-kenangan dauroh. Karena sebagian dari peserta berasalh dari daerah luarJakarta, seperti Lampung, Subang, Medan dan daerah lainnya. Bahkan ada pulapeserta yang berasal dari Riyadh. Subhanallah.

Seusai bersih diri dansarapan pagi, dilanjutkan dengan materi Ghazwul Fikri yang disampaikan olehBambang Priantono. Dalam kajiannya disampaikan bahwa misi Ghazwul Fikri (perangpemikiran) adalah untuk menghancurkan nilai-nilai keislaman dari parapemeluknya dan kemudian memberikan alternatif pemikiran selain dari Islam.Bambang Priantono menyampaikan bahwa pada masa sekarang ini, yang terjadibukanlah perang pemikiran, tetapi yang terjadi adalah invasi pemikiran. Tidakada perlawanan dalam pemikiran yang salah tersebut. Salah satu yang cukupmencengangkan dari adanya invasi pemikiran tersbut adalah adanya kecenderunganuntuk belajar Islam dengan guru yang tidak beragama Islam, dan tidak pulamenjalankan ajaran agama Islam. Selain itu adanya pelembutan terhadap bahasaatau istilah yang dalam Islam dilarang. Misalnya Riba, dalam Islam Riba sangatdilarang, tetapi dalam kondisi sekarang dibahasakan menjadi Bunga. Hal initerjadi pula dalam istilah-istilah lainnya.

Sebagai senimanIslami, selain bisa membuat karya yang baik, seharusnya juga bisa mengkritiksebuah karya. Begitulah yang disampaikan oleh Dani Sapawie, Line Producer FilmKCB 1 dan 2. Oleh karena itu setelah peserta mendapatkan materi Keislaman,Sinematografi, Profesionalitas dalam bekerja dan berkarya sebagai SenimanMuslim, serta materi Ghazwul Fikri, peserta diajak untuk memberikan kritikan atassebuah karya film yang lain melalui forum diskusi dan pembahasan. Film yangdijadikan bahan dalam diskusi tersebut adalah Perempuan Berkalung Sorban, karyasutradara Hanung Bramantyo. Pada sesi itu paserta diminta untuk memberikankritikan dalam selembar kertas, dan kemudian dikumpulkan. Resensi itu selaindijadikan bahan diskusi, juga akan dipilih dua resensi terbaik untukmendapatkan hadiah dari panitia. Juri yang akan menilainya adalah Chaerul Umam.Diskusi dan pembahasan film Perempuan Berkalung Sorban menampilkan dua tokohsenior dalam dunia sastra dan dakwah, yakni Taufik Ismail dan Abu Ridho. Dalamsesi terakhir ini, lebih banyak menyoroti sisi kelam kebebasan di Indonesia, dimana pada awal kebebasan pers muncul banyak sekali media pengumbar syahwatbermunculan dan diikuti pula oleh media hiburan lainnya salah satunya melaluifilm. Semakin banyak film yang mengumbar syawat dan semakin sedikittayangan-tayangan yang murni untuk pendidikan. Kalaupun ada, sudah bercampurbaur dengan adegan yang tidak mendidik. Terlebih lagi jika Islam hanyadigunakan sebagai cover atau simbol semata dalam cerita.

Acara trainingdiakhiri dengan pengumuman pemenang lomba puisi yang digelar selama trainingberlangsung. Dalam kesempatan itu dipilih dua puisi terbaik. Dan yang terpilihmenjadi puisi terbaik adalah puisi karya Reza Prima, salah seorang peserta ikhwan dariMedan. Puisi terbaik lainnya adalah karya Maghfira Izzani, peserta akhwat dari Depok. Dan untuk mengakhirirangkaian acara training tersebut ditutup dengan do'a yang dipimpin oleh AkhunaFauzy Ilham, salah seorang peserta yang berasal dari Purwodadi dan saat inibekerja di Riyadh, Arab Saudi.

Tiada kata terindah yang pantas terucap selain Syukur Alhmdulillah atasterselenggaranya training 1 Milis Ketika Cinta Bertasbih. Besar harapan terpakudi pundak kita semua yang concern terhadap seni, khususnya seni yang Islami.Banyak hal yang mesti dilakukan sejak sekarang, karena dakwah tak kenal henti.Dakwah tidak hanya berada di mimbar-mimbar pengajian, dakwah tidak hanyaterbatas oleh kyai-kyai dan ustadz-ustadzah, tetapi dakwah dapat menggunkan media apa saja, dan yang utama, dakwah  adalah tugas setiapmanusia yang mengaku ber-Islam dan ber-Iman kepada Allah SWT.

Majulah Seni IslamiIndonesia... Allahu Akbar !!!

(mit)

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

No comments: