|   Maaf, Kami Beda    http://akmal. multiply. com/journal/ item/716/ Maaf_Kami_ Beda       assalaamu'alaikum wr. wb.      Maaf, kami bukan partai murahan seperti itu. Sebelum jadi partai pun kami    sudah aktif dalam aksi-aksi kemanusiaan, apalagi untuk Palestina. Jauh    sebelum itu, para qiyadah kami sudah menggadai nyawa demi Palestina. Bagi    kami, Al-Quds bukan di seberang lautan, melainkan sejarak uluran tangan.    Memang hanya sedikit yang bisa kami lakukan, namun Allah Maha Teliti    perhitungan- Nya.      Maaf, seandainya yang kami lakukan tempo hari itu dianggap kampanye. Jika    kampanye adalah berkumpul, hura-hura, bersorak-sorai, sambil mengenakan    atribut partai, maka kami bukanlah partai yang menggantungkan diri pada hal    tersebut. Kami hanyalah sekelompok hamba Allah yang sederhana dan mudah    dikenali. Jangankan dengan atribut partai, tanpa atribut pun biasanya orang    mudah mengenali kami.      Kata Al-Qur'an, tidak ada shibghah yang lebih kental daripada shibghah    Allah. Sudah pernahkah Anda mendengar kata ini? Jika kaus putih Anda    berwarna merah setelah dicelup dalam cairan pewarna merah, itulah shibghah.    Iman memang letaknya di dalam hati, namun tak mungkin sepenuhnya    disembunyikan. Adakalanya hati ini bangkit 'izzah-nya dan meluap-luap    sampai orang-orang bisa melihatnya dari sorot mata, gurat senyum, dan tangan    yang terkepal.      Maaf, kami memang tak pernah mementingkan atribut. Atribut apa pun yang    dipakai, orang bilang kami ini begitu mudah dikenali. Kami hanya berdoa,    itulah shibghah Allah; yang lebih kentara warnanya daripada warna-warni    lainnya.      Kami sadar bahwa kami hidup di tengah-tengah peradaban yang begitu    mementingkan atribut. Dengan atribut pun media massa masih tidak adil    terhadap umat Islam; seolah-olah umat ini tak pernah memeras keringat demi    negara. Masih ada saja yang bilang, "Buat apa mengurusi Palestina,    sementara negeri sendiri ditelantarkan? " Sebagian diantara kami    berkesimpulan bahwa inilah yang terjadi jika atribut ditanggalkan. Orang    tidak tahu (atau pura-pura tidak tahu) bahwa kami pun ikut menyumbang negeri    ini dengan darah, keringat, dan air mata. Oleh karena itu, kami pun tak    berani meremehkan atribut.      Maaf, pikiran kami tak pernah sampai ke tempat yang Anda-Anda bicarakan.    Beberapa hari sebelum aksi itu, SMS bertebaran. Salah satu SMS yang kami    terima berbunyi : "Kerahkan semua tenaga demi Palestina! Sumbangkan   waktu,    tenaga, suara dan hartamu untuk jihad! Ikutilah aksi demonstrasi mendukung    Palestina, dari Bundaran HI sampai Kedubes Amerika pada 02/01/09! Kenakan    atribut partai, tunjukkan bahwa kader PKS bulat suaranya mendukung    saudara-saudara kita di Palestina!" Sebagian SMS yang lain nadanya lebih    formil, namun kurang lebih seperti itu. Tak sekalipun terdengar seruan    untuk mendulang suara dari melayangnya nyawa para syuhada di Palestina. Tak    ada secuil pun usaha untuk menarik simpati masyarakat kepada PKS. Semua    orang tahu siapa kami, dan semua orang tahu bagaimana sikap kami terhadap    Palestina. Kami tidak pernah merasa perlu melakukan kampanye dengan cara    begini.      Maaf, jika definisi "partai politik" dalam benak Anda berbeda   dengan kami.    Hemat kami, parpol hanyalah satu dari sekian banyak sarana yang dapat    digunakan, mulai dari memberantas korupsi, menyusun regulasi, mendukung    agenda pengentasan kemiskinan, sampai advokasi terhadap perjuangan rakyat    Palestina. Partai kami tidak banyak duit, sehingga kami tidak bisa    mendulang suara dengan cepat lewat jalur money politic. Kami tidak    menjanjikan uang atau nasi bungkus kepada kader-kader kami untuk berkumpul    di sekitar Bundaran HI. Mereka datang jauh-jauh dari Depok, Bogor, bahkan    Cimahi dan Majalengka, murni dengan biaya sendiri. Mereka rogoh kantung    sendiri untuk datang dan menunjukkan pada saudara-saudaranya di Palestina    bahwa di negeri ini masih banyak yang peduli dengan nasib mereka. Mereka    bahkan diinstruksikan untuk membawa bekal sendiri, meskipun alhamdulillaah    sebagian besar berhasil mengkoordinir konsumsi bersama.      Inilah ikatan yang lebih kuat daripada kewarganegaraan, ikatan perjanjian,    ataupun pertalian darah. Aqidah-lah yang membuat mereka mengesampingkan    semua agenda pada hari itu demi membela saudara-saudaranya yang mati dibunuh    dan hidup ditindas. Aqidah-lah yang membuat jarak sebentang samudera    bagaikan hanya sejarak uluran tangan saja. Mereka adalah saudara-saudara    kami. Orang tua mereka adalah orang tua kami, dan anak-anak mereka adalah    anak-anak kami. Betapa pedih hati ini memikirkan penderitaan mereka, dan    betapa menderita hati kami karena begitu sedikitnya bantuan yang bisa kami    berikan.      Maaf, barangkali pikiran kami memang demikian terlena dengan korban yang    terus berjatuhan di Palestina. Ketika diminta berkumpul, kami pun menjawab    panggilan itu. Menggunakan atribut partai adalah refleks, karena memang    kami adalah kader partai. Banyak juga kader yang tidak punya atribut partai    dan datang seadanya. Tapi tak mengapa, karena memang kami tidak    mementingkan atribut. Itu hanya refleks semata, sekedar untuk menunjukkan    identitas. Memang pikiran kami terfokus penuh kepada Palestina, sehingga    lupa pada aturan Pemilu. Pasalnya, partai kami ini memang tidak hanya sibuk    menjelang Pemilu. Bagi kami, Pemilu hanyalah satu dari sekian banyak hal    dalam agenda partai. Kampanye kami tidak mesti dengan bendera dan    pengerahan massa, melainkan yang utama adalah dengan pemikiran dan prestasi.    Semua orang tahu siapa kami.      Maaf, saat itu kami memang tak pernah kepikiran tentang Pemilu. Bukan    sekali ini saja kami mengerahkan sekian ribu kader untuk mendukung    Palestina. Jika 7% pemilih pada tahun 2004 yang lalu memilih PKS, maka kami    ingin semua orang tahu bahwa yang 7% itu semuanya mendukung Palestina.    Itulah manfaat atribut bagi kami, lainnya tidak. Palestina menyita banyak    sekali ruang pikiran kami, sehingga perebutan suara di Pemilu esok hari    terlupakan begitu saja. Maaf jika hal ini barangkali sulit dipercaya, namun    demikianlah adanya. Anda tahu siapa kami.      Maaf, kebanyakan diantara kami memang tak bisa memberikan rumah bertingkat,    mobil mewah, atau sekolah keluar negeri bagi anak-anak dan istri kami.    Namun kami berusaha sebisanya untuk menjaga kehangatan keluarga. Kami ikat    keluarga kami, bukan hanya dengan ikatan keluarga, melainkan juga dengan    aqidah. Ayah, istri, dan anak-anak, semuanya turut mendukung dakwah.    Karena mendukung Palestina adalah tuntutan aqidah, maka kami tak sempat lagi    memikirkan Pemilu dan segenap aturannya. Mungkin jika Anda melepaskan    sejenak kacamata politik konvensional yang selalu Anda kenakan itu, Anda    akan paham apa yang kami jelaskan ini.      Maafkan pula jika reaksi kami berbeda dengan persangkaan orang banyak. Anda    punya kekuatan hukum dan politik untuk menjebloskan para qiyadah kami ke    penjara, tapi Anda takkan punya kuasa untuk memadamkan api dakwah. Anda    semestinya belajar dari Mesir, Turki, atau Palestina; negeri-negeri di mana    dakwah tidak pernah (dan takkan) punah. Kami bukan partai picisan yang    hilang akal jika qiyadah kami dipenjara atau dibunuh sekalipun, dan qiyadah    kami bukanlah aktifis kemarin sore yang terkencing-kencing ketakutan diancam    dengan terali besi. Buya Hamka, Sayyid Quthb, Ahmad Yassin dan banyak    mujahid lain telah mengikuti jejak Nabi Yusuf as. yang tak berhenti    berkembang dari balik jeruji. Jika Allah menghendaki para ulama untuk masuk    penjara, itu artinya mereka dipanggil untuk menyendiri bersama-Nya. Insya    Allah ketika sudah lulus dari 'madrasah penjara', mereka telah berkembang    menjadi pribadi yang jauh lebih perkasa dan jauh lebih menyeramkan di mata    musuh-musuh Allah.      Maaf, kami memang beda. Tapi kami meminta maaf bukan karena berbeda,    melainkan karena belum berhasil membuat Anda mengerti. Semua orang tahu    siapa kami. Anda pun pasti tahu. Adakalanya kami berbuat kesalahan, lupa    dan lalai, namun hal itu tentunya tak sampai membuat orang lupa siapa kami    ini sebenarnya. Kami takkan berhenti memperjuangkan apa yang selama ini    kami perjuangkan, dan melawan apa yang selama ini kami lawan. Namun kami    janji, lain kali akan lebih waspada terhadap tipu daya.      wassalaamu'alaikum wr. wb.      Akmal    | 
No comments:
Post a Comment