CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Tuesday, January 20, 2009

[ketika_cinta_bertasbih] Trs: PKS+ Trs: Perang Gaza dalam Lensa Hari Kiamat



----- Pesan Diteruskan ----
Dari: Asep Sumantri <asep_sumantry@yahoo.com>
Kepada: ade1 <aderamadhan08@yahoo.com>; Ade2 <Adenanang_Sungkowo@fmi.com>; ade3 <adelia_amx78@yahoo.com>; fl <floyd.barnaby@redcross.org.hk>; TC3 <tahajjud_call@yahoogroups.com>; TC2 <tahajud-community@yahoogroups.com>; UJE <uje_jamaah@yahoogroups.com>
Terkirim: Senin, 19 Januari, 2009 23:16:07
Topik: PKS+ Trs: Perang Gaza dalam Lensa Hari Kiamat

Perang Gaza dalam Lensa Kiamat

penulis :  Hermanto Harun (Mahasiswa Program S-3, Ph.D.,  University Kebangsaan Malaysia).

Seorang akademisi Prancis yang berdarah Yahudi, Andre Nocy mengungkapkan gumamnya atas ekspansi Zionis Isreal ke Gaza, bahwa kebiadaban Zionis Israel di Gaza sekarang ini persis sama dengan perilaku kebiadaban yang pernah dilakukan Adolf Hitler terhadap sebagian negara Eropa.

Kemudian, Andre juga mengucapkan do'a "celakalah bagi Israel, saya sungguh malu atas perilaku mereka dan semoga tuhan melaknat mereka selama-lamanya" . Ungkapan yang dirilis oleh al-Jazeera (13/10/2009) yang dikutip dari Quds Press tersebut setidaknya menunjukkan bahwa dari kalangan Yahudi sendiri sudah muak dengan kebiadaan Zionis Israel sekarang. Bagaimana tidak, sampai sa'at ini, hari ke 21 (17/01/2009) kekejaman militer Zionis di Gaza tersebut telah menelan korban 5300 orang lebih, 4300 orang luka-luka dan 1170 syuhada. Dari jumlah para syuhada tersebut, 410 anak-anak, 110 perempuan dan 100 orang usia senja. Dari semua jumlah korban baik yang syahid maupun yang luka, hampir 50 persen korbannya adalah anak-anak dan kaum perempuan (alqassam.ps).

Kebrutalan Zionis di negeri tiga agama itu tidak hanya sebatas paradigma perang, akan tetapi sudah memasuki ranah pembantaian etnis (al-harb al-ibadah) atau yang disebut seorang ahli hukum Polandia, Raphael Lemkin dengan istilah Genocida. Dalam bukunya Axis Rule in Occupied Europe (1944), Lemkin mengartikan Genosida sebagai sebuah pembantaian besar-besaran sistematis terhadap satu suku bangsa atau kelompok dengan maksud memunahkan bangsa tersebut. Istilah Genosida memang tepat untuk potret kebiadaban Zionis Israel, mengingat sejarah berdirinya Israel sangat identik dengan perilaku barbaristik yang setiap jengkal terotorialnya digaransikan dengan darah rakyat Palestina.

Jika ditelisik dalam lensa sejarah, lakon Zionis Yahudi di tanah Palestina sekarang bukanlah hal yang baru, mengingat  konflik Palestina-Israel bukanlah konflik satu bangsa dengan bangsa lain, tapi konflik peradaban, atau bahkan konflik agama yang telah direkam sejarah dalam usia panjangnya. Bentangan sejarah perilaku congkak Yahudi dibuktikan dengan memusuhi semua ras besar dunia. Konflik antara Nabi Muhammad saw dengan kaum Yahudi di Madinah, konflik antara Yahudi dan Romawi, konflik antara Yahudi dengan negara-negara Eropa, konflik antara Musa dengan Fir'aun, bahkan konflik antara nabi Yusuf dengan saudara-saudarnaya. Lakon kebiadaban Israel saat ini hanyalah pengulangan peristiwa, semenjak era Perang Arab, pembakaran Masjid al-Aqsha, tragedi Sabra Satila, Intifadhah akhir 80-an, tragedi al-Khalil Hebron, penembakan Muhammad al-Durrah, pembunuhan Syekh Ahmad Yasin dan Abdul Aziz Rantisi dan pejuang Palestina lainya. Perbedaan keganasan Israel sekarang dengan yang terdahulu hanya pada waktu dan pelaku.

Dalam perjalanannya, keberadaan Zionis Isreal memang selalu bersama aliran darah. Semenjak terbentuk pada 1897 dan diproklamasikan di Swiss yang akhirnya membuat keputusan bahwa bangsa Yahudi harus kembali ke Palestina, maka dari sana cerita simbahan darah rakyat Palestina selalu menjadi tinta dalam kelam sejarah. Bermula dari kongres di Swiss hingga terbentuknya negara Israel Raya 1948 yang didudukung sepenuh oleh negera-negara Barat, perilaku bangsa "kera" tersebut selalu membuat ulah. Hingga hari ini, kebejatan Israel terhadap rakyat Palestina seolah hanya menjadi cerita yang tidak berarti bagi dunia. Bangsa Barat bahkan ikut merestui kepongahan Israel dengan tanpa reserve. Hak Asasi Manusia yang didewakan oleh pengagum Barat, hanya berlaku bagi kesalahan ras dan bangsa lain terhadap Yahudi, namun tidak bermakna apapun, jika kejahatan Yahudi bagi bangsa selain mereka. Lantas, kita patut bertanya, apakah kekejaman dan kebiadaban Zionis Yahudi terhadap bangsa Palestina tersebut sebatas persoalan politik, sebagaimana yang dikampanyekan kaum liberal di Indonesia dalam menjustifikasi penegasan Ehud Olmert, bahwa target mereka hanyalah menumbangkan Hamas. Atau konflik dalam pentas sejarah ini sudah marasuki wilayah agama?

Jika melihat persepsi sejarah, sulit menapikan bahwa kucuran darah yang selalu mengalir di bumi Palestina tersebut hanya bermotif politik semata. Sebab berdirinya Israel tahun 1948 merupakan mimpi besar Yahudi sejak masa Musa, Dawud, Sulaiman, bahkan zaman Nabi Muhammad saw. Yahudi sangat membutuhkan "Kerajaan Bani Israil" untuk mengalahkan ras selain mereka. Dan ketika Yahudi menakulkkan al-Quds pada tahun 1967, pasukan Israel berkumpul di tembok ratapan. Mereka berteriak dengan menyatakan "hari ini kita berhasil membalas dendam perang Khaibar" kemudian mereka menerikakan "tumpangkan buah misy-misy di atas buah Apel, agama Muhammad telah lari dan pergi". Selain itu juga, Rundolf Churchil menyatakan bahwa lepasnya al-Quds dari penguasaan Islam merupakan impian bersama umat Kristiani dan Yahudi. Parlemen Israel telah mengeluarkan keputusan mengenai al-Quds, yaitu sebagai kota milik bangsa Yahudi dan sekali-kali tidak boleh kembali ke tangan umat Islam.        

Lebih jauh dari itu, konflik di Timur Tengah yang disebabkan oleh Isreal merupakan skenario Yahudi dalam menerjemahkan doktrin Talmud yang sangat mereka yakini, bahwa negara Isreal Raya berdiri dalam batasan sungai Nil di Mesir sampai sungai Furat di Iraq. Profesor Jamal Abd al-Hadi dan Wafa Muhammed Rif'at dalam bukunya al-Tariq Ila Bayt al-Maqdis mengungkapkan beberapa doktrin Talmud yang dijadikan Yahudi sebagai acuan dalam menjustifikasikan ambisi bejat mereka, diantaranya adalah, pertama, asal manusia selain Yahudi sama dengan asal hewan. Kedua, arwah orang Yahudi sangat mulia di sisi Tuhan, sementara arwah manusia selain mereka adalah arwah setan yang menyerupai ruh hewan. Ketiga, membunuh selain Yahudi merupakan kebajikan yang akan dibalas oleh Tuhan. Jika tidak mampu membunuh selain Yahudi secara langsung, maka wajib bagi Yahudi membuat segala cara untuk kehancuran selain mereka. Keempat, kehidupan orang selain Yahudi adalah milik Yahudi, begitu juga dengan harta mereka. Kelima, perbedaan manusia dengan hewan sama seperti Yahudi dengan manusia selain mereka.        

Ada banyak teks Talmud yang diimani oleh Zionis Israel untuk menghancurkan manusia selain mereka. Dengan demikian, ambisi Zionis tidak akan pernah padam sebelum cita mereka terbukti nyata. Bagi kaum Zionis Isreal, segala cara menjadi halal demi kepentingan dan keculasan mereka. Sifat kaum Zionis Yahudi itu mewarisi sifat besar, yaitu sifat durhaka diturunkan dari sifat saudara-saudara Yusuf (seayah berbeda ibu). Disana sudah terpupuk bakat-bakat kelicikan, dengki, kebohongan, dan sebagainya. Walau sifat-sifat itu sebatas potensi, bukan kemutlakan takdir.

Jadi, kebiadaban Zionis Israel saat ini di Gaza hanyalah sebagian dari konsekuensi dari dendam sejarah. Awalnya, Bani Israil (Yahudi) hanyalah sebuah kaum yang selalu mendapat bimbingan seorang Nabi. Namun dinamika sejarah Yahudi yang sangat panjang melahirkan watak biadab dan tidak berprikemanusiaan. Semua karakter buruk Yahudi tersebut seolah telah menjadi skenario Tuhan untuk menjadi cobaan di akhir zaman. Mungkin, kelakuan Zionis Yahudi yang terhadap rakyat Palestina merupakan rahasia yang mulai terkuak untuk membuka mata dunia. Karena Israel selalu picik dalam mempengaruhi opini manusia. Atau mingkin, kebiadaban Zionis Israel sekarang ini menjadi potret dari lensa kiamat, sebagaimana isyarat baginda Nabi dalam sabdanya, bahwa nanti di akhir zaman, ketika kiamat sudha mendekat, akan terjadi perang antara muslim dan Yahudi. Jika benar demikian, maka kebiadaban Zionis Israel di Gaza sekarang ini bukanlah perilaku akhir mereka. Semua itu hanya replay sejarah dan postponed scenario sebelum go with new aggression.

 *Dosen Fakultas Syariah IAIN STS Jambi. Mahasiswa Program Doktor University Kebangsaan Malaysia.




Pemerintahan yang jujur bersih? Mungkin nggak ya?
Temukan jawabannya di Yahoo! Answers!

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

PC-to-PC calls

Call your friends

worldwide - free!

Check out the

Y! Groups blog

Stay up to speed

on all things Groups!

Support Group

Lose lbs together

Share your weight-

loss successes.

.

__,_._,___

No comments: