CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Tuesday, November 24, 2009

Re: [kcb-milis] Trs: Hati-hati dengan amarahmu....

 

Whua,,,,critanya bagus,,,,itu bs buat pembelajaran tuk qta,,,

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!


From: ahmad juniardy <juniardy_ahmad@yahoo.co.id>
Date: Mon, 23 Nov 2009 16:50:07 +0800 (SGT)
To: <kcb-milis@yahoogroups.com>
Subject: [kcb-milis] Trs: Hati-hati dengan amarahmu....

 



From: Suci Andriana
[mailto:suci.andriana@marein-re.com]
Sent: Wednesday, October 28,
2009 3:35 PM
To: Ajeng Diba; Mey Yulikah; Maulis L.P; Dian Indriyani;
Arie Noerdiantini; Pretty Prita
Cc: Dini Indriani; Valencia.Stephania;
ANDRIANI DESYANTI
Subject: Hati-hati dengan
amarahmu....

FYI ... kisah nyata ...
 
Cerita ini saya olah dari curhat sahabat saya
beberapa hari lalu dalam sebuah forum. Jujur, saya merinding mendengarnya.
Benar-benar mengingatkan kembali arti seorang ibu. Ibu, sosok yang disebut tiga
kali oleh Rasulullah untuk dihormati sebelum ayah. Maka doa ibu pun begitu
dahsyat. Begitu pula amarahnya, sehingga kita pun sangat familier dengan legenda
Malin Kundang. Semoga bermanfaat buat para orangtua, wa bil khusus para ibu, dan
calon ibu.
=============================================
 
Sore itu aku baru pulang dari bekerja. Badan dan
pikiran yang lelah karena persoalan menumpuk di tempat kerja, membuat kondisi
emosiku agak labil. Sampai di rumah aku berharap tak mendapati hal yang membuat
emosiku makin naik. Memiliki tiga anak yang sangat aktif sering kali membuat
emosiku naik turun.
 
Keinginanku untuk mendapat ketenangan sejenak di
rumah tak terkabul. Sore itu sesampai di rumah, ketiga anakku belum mandi dan
rumah berantakan. Meski memiliki khadimat, tapi khadimatku masih terlalu muda,
sehingga banyak pekerjaan yang tak tertangani dengan baik olehnya.
 
Sulungku yang berusia 6 tahun asyik dengan game.
Putri keduaku dan si bungsu asyik bermain, berlari ke sana kemari. Emosiku mulai
kembali naik.
 
"Ummi, Haris dari tadi disuruh mandi nggak mau..."
lapor khadimatku.
 
Haris masih asyik bermain game.
 
"Haris, mandi…" kataku berusaha
lembut.
 
"Nggak mau ah!"
 
"Haris, mandi sama Mbak sekarang..." suaraku mulai
keras.
 
Haris tak bergeming.
 
Rasa lelah, pikiran yang masih penuh, ditambah
khadimat yang tak becus dan si Sulung yang tak mau menuruti perintahku, makin
menambah emosi di dada.
 
"Haris, mandi sekarang juga!" kali ini aku
benar-benar tak bisa mengontrol ucapanku. Kurasa suaraku begitu
keras.
 
Haris tampak kaget. Tapi hanya sejenak. Kemudian
dari mulut mungilnya kudengar kata... "Entar, Bego..."
 
Hooh, rasanya emosiku sudah tak di dada lagi, tapi
sudah naik hingga ubun-ubun. Dari mana dia mendapat perkataan itu? Bagaimana
mungkin Haris-ku bisa berkata seperti itu pada ibunya...?
 
Kupegang kedua bahunya, masih dengan amarah di
dada. "Bicara apa kamu? Dari mana dapat omongan itu? Dengar ya, UMMI NGGAK
IKHLAS kamu bicara seperti itu. Ummi nggak ikhlas! Sekarang juga kamu minta
maaf!"
 
Rasanya lisanku sudah tak terkontrol. Kulihat Haris
tampak diam dan takut.
 
"Ayo, minta maaf sama Ummi!"
 
"Ma-af, Mi..." dengan terbata Haris
berucap.
 
"Ya sudah, Ummi maafkan. Sekarang kamu mandi sama
Mbak!" kataku. Ucapan "Ummi maafkan" sepertinya hanya sekadar saja keluar dari
mulutku. Amarah dan kecewa anakku mengucapkan kalimat "Entar, Bego..." masih
menggumpal di dadaku.
 
***
 
Keesokan harinya, amarahku sudah terkikis. Sore
hari aku mengecek pelajaran Haris. aku ingat esok hari Haris ada tugas mengulang
mengulang hafalan.
 
"Ah, surat-surat yang mesti diulang hampir semua
sudah Haris hafal. Insya Allah, Haris bisa," kataku yakin.
 
Setelah itu aku membantu Haris untuk mengulang
hafalan.
 
"Ayo, baca bismillah dulu, Ris..."
 
"Bis..." suara Haris terputus..
 
"Lho kok, bis... bis-millah..."
 
"Bis..." lagi-lagi suara Haris
terputus.
 
"Haris... jangan bercanda. Ayat Al Quran jangan
dipermainkan. Ayo ulang lagi, bismillah....."
 
"Bis..."
 
"Haris!" emosiku mulai naik.
 
"Tapi, Mi... Haris nggak bisa..."
 
"Masak bismillah saja tidak bisa,
bis-mi-Allah..."
 
Haris mencoba mengulang, tapi lagi-lagi terhenti di
kata "bis". Aku benar-benar tak habis pikir.
 
"Haris! Ummi serius ini. Kamu jangan bercanda,
mempermainkan ayat Al Quran! Coba, A-L-L-A-H..."
 
"A.... A... Ummi haris nggak bisa..."
 
"A-L-L-A-H.... ulang lagi... A-L-L-A-H…
BISMILLAH…"
 
"A…. A…"
 
Aku mulai panik. Kuamati wajah Haris. Dia tak
terlihat bercanda atau mempermainkanku.
 
"Istighfar dulu, Ris,
As-tag-fi-ru-llah…"
 
"Astagfiru..." lagi-lagi suara Haris
terputus.
 
Aku semakin panik. Ada apa dengan anakku? Padahal
dia sudah hafal setengah juz 30. bagaimana mungkin menyebut "bismillah",
"astagfirullah," bahkan "Allah" saja tak bisa...?
 
Aku berusaha menenangkan diri. "Yuk, bareng Ummi...
kita istighfar..."
 
"Astagfirullah..."
 
Namun lagi-lagi, Haris tak dapat menyelesaikan
kalimat tersebut.
 
Aku benar-benar tak habis pikir. Beberapa kali
kuminta Haris mengulang kata Allah, Allah, Allah... tak juga bisa.
 
Tiba-tiba runtunan kejadian kemarin berkelebat di
otakku. "Astagfirullah...." kuucap berulang kali.... Kalimat "ummi tidak ikhlas"
terngiang-ngiang. Inikah yang menyebabkan Haris tak dapat menyebut kata Allah?
Tapi bagaimana mungkin? Haris masih kecil, baru 6 tahun...
 
Namun, tak ada yang tak mungkin bagi Allah untuk
menunjukkan kuasa-Nya. Langsung kupeluk Haris, air mata berbulir jatuh.

 
"Maafkan Ummi, ya, Ris... maafkan, Ummi. Ummi juga
memaafkan semua kekhilafan Haris. Ummi maafkan kesalahan Haris..." Kupeluk Haris
makin erat. Haris tampak tak mengerti. Air mataku menderas. "Maafkan Ummi... dan
Ummi maafkan Haris..."
 
Setelah beberapa saat menenangkan diri, aku minta
Haris untuk sama-sama membaca istighfar kembali. Dan... subhanallah... tanpa
kesulitan Haris mengucap dengan lancar. Dan kemudian kalimat bismillah, dan
kemudian surat-surat Al Quran yang hendak ia ulang, semua lancar dibaca.

 
Subhanallah, Allahu Akbar... betapa kecil kurasa
diriku saat itu. Teringat aku kisah Al Qomah pada masa Rasulullah, yang mulutnya
terkunci tak dapat mengucap "Laailahailallah" saat sakaratul maut, karena sang
Ibu tak ikhlas padanya.
 
Aku bersimpuh.... Ampuni aku, ya
Allah.....
 
Tags: kisah nyata
 
----------------------------------------------------------
++++++++++++
Scanned by our internal antivirus
+++++++++++++
----------------------------------------------------------

----------------------------------------------------------

++++++++++++ Scanned by our internal antivirus +++++++++++++

----------------------------------------------------------

Berselancar lebih cepat.
Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka browser.Dapatkan IE8 di sini! (Gratis)

__________________________________________________________
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
http://id.yahoo.com/

__._,_.___
.

__,_._,___

No comments: