CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Tuesday, November 17, 2009

[kcb-milis] [DIKLAT - KCB] Kusebut itu Cinta

 


Kusebut itu Cinta

Oleh Rinna Fridiana

 

Ketika anak-anak mulai belajar membaca, kubelikan mereka banyak buku-buku untuk dibaca, mulai dari cerita-cerita mengenai kepahlawanan, mengenai filosofi kehidupan, sampai mengenai cerita-cerita agama yang kuharap dapat menggugah perasaan dan pikiran mereka.

Ketika anak-anak bertengkar memperebutkan segala sesuatu, kusampaikan bahwa siapa yang mau mengalah demi kebaikan adalah pihak yang menang.

Ketika anak-anak melakukan kesalahan, kuajari untuk mengucap maaf dan segera memperbaiki diri.

Ketika anak-anak sudah mulai sekolah, kuatur jadwal belajar mereka agar bisa disiplin dan bertanggung jawab.

Ketika waktu shalat tiba, kupanggil mereka pulang dari waktu bermain di luar rumah.

Ketika mereka batuk dan pilek, kularang mereka mencicipi permen, kerupuk, dan es krim kesukaan mereka.

Ketika mereka minta mainan seperti yang dimiliki temannya, tak kubelikan dan kubilang kita tidak boleh iri dan selalu mengekor orang lain, kecuali itu memang bermanfaat dan baik bagi kita.

Anak-anak mungkin tak suka dengan apa yang kuminta, tapi kusebut itu cintaku pada anak-anakku.

Ketika aku berbeda pendapat dengan orang lain, ayahku selalu memintaku mengalah dan memahami latar belakang setiap perbedaan pendapat itu, karena bisa jadi sudut pandangku yang salah atau mungkin kami punya pikiran yang berbeda namun kebenaran yang sama.

Ketika aku sakit dan mengeluhkan diri yang tak mampu berbuat banyak, ayahku selalu mengingatkan aku agar beristighfar dan bersabar, karena bisa jadi ini adalah tanda cinta Allah SWT padaku.

Ketika aku diberi banyak rejeki berupa limpahan harta, ayahku selalu memintaku segera membaginya untuk disalurkan pada masjid, panti asuhan, dan kegiatan sosial lainnya.

Ketika aku menangisi meninggalnya sahabat yang telah lama kukenal, ayahku menegurku dan memintaku mengucap Innalillahi wa inna illaihi raji'un, bahwa apa-apa yang ada di bumi ini memang akan kembali pada pemilikNya.

Aku mungkin tak mudah menuruti apa kata ayahku, tapi kusebut itu cinta ayahku padaku.

Ketika aku lupa mengucapkan salam, temanku mengatakan aku sombong.

Ketika aku terlambat pulang sampai di rumah, suamiku menampakkan raut wajah tak senang.

Ketika aku lulus kuliah dengan susah payah, namun lingkungan tak bisa menerima dengan tangan terbuka.

Ketika aku terjatuh, Allah malah mengujiku dengan cobaan yang lebih berat lagi.

Kusebut itu cinta. Cinta temanku, cinta suamiku, dan cinta Allah SWT.

Dan ketika kusebut semua itu cinta, apa yang sulit menjadi mudah, apa yang tidak masuk akal menjadi masuk akal, apa yang tidak bisa menjadi biasa. Dan aku mulai mempercayai bahwa bentuk kecintaan Allah bisa berupa yang pahit atau manis, bisa datang melalui anak, orangtua, teman, atau siapa saja. Maka bersiaplah menerima cinta!

Sumber: kota santri




--
visit www.sigitwahyu.net
ilmu dan hikmah
balancing mind and soul









































__._,_.___
.

__,_._,___

No comments: