CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Tuesday, November 17, 2009

[kcb-milis] Renungan "Dzulhijjah janganlah berlalu tanpa makna"

 

Keagungan bulan Dzulhijjah dan fadhilah/keutamaan ibadahnya.

by Ibnu08Djafar

Dalam kehidupan di dunia ini kita selalu dianjurkan untuk bersyukur
atas nikmat dan karunia Allah swt dengan memperbanyak amal sholeh, dan
dinatara karunia Allah swt yang begitu banyak pada makhluk-Nya adalah
Allah swt telah memilih sesuatu lebih utama daripada yang lainnya,
seperti Allah swt memilih malak Jibril sebagai panglima para Malaikat,
memilih manusia sebagai makhluk mulia daripada ciptaan langit dan bumi,
memilih Rasulullah Muhammad saw daripada para nabi dan Rasul-Nya, atau
Allah Swt juga kadang bersumpah dengan sesuatu, seperti Allah swt
bersumpah tentang waktu ataupun tempat. Dan itu menunjukan bahwa waktu
dan tempat itu sungguh sangat mulia dan utama (afdhol disisi-Nya).

Dan sungguh alangkah Rahman dan Rahiemnya Allah swt dengan Keagungan
dan Anugrah-Nya pada manusia khususnya kaum muslimien dimana Allah swt
selalu memberikan keutamaan (fadhilah) dalam masalah amal ibadah agar
hamba-hamba-Nya selalu terpacu semangat dan termotivasi untuk
melaksanakannya, misalkan rukun Islam seperti syahadat, sholat, zakat,
Puasa dan Haji dimana masing-masing memiliki keutamaan pahala yang
sangat besar. Dan kalau kita perhatikan kewajiban itu semua juga
berkaitan erat dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan dan
ditetapkan oleh Syariat Islam, seperti ibadah sholat 5 waktu harus
sesuai dengan waktu dan bilangan raka'atnya, atau Shaum Ramadhon
dilaksanakan pada bulan Ramadhon, begitu pula kewajiban mengeluarkan
zakat fitrah sesuai waktunya, ibadah-ibadah tadi bisa dilaksanakan
dimana saja tidak ada pengkhususnya tempat kecuali ibadah Haji bagi
yang sudah mampu. Dimana Allah swt mengkhususkan waktu dan tempatnya,
waktunya pada Syahrul haram (bulan-bulan yang diharamkan) tepatnya di
bulan Dzulhijjah dan tempatnya pun khusus yaitu di Baitullah (Makkah
AlMukarramah).

Kalau kita berbicara masalah ibadah wabil khusun rukun Islam, maka
dalam Islam tak lepas daripada ikatan sosial para penganutnya, dalam
hal ini Islam yang sangat menjungjung tingggi kesatuan dan persatuan
ummatnya yang dibingkai dengan ikatan ukhuwah Islamiyyah yang telah
mengikat hati-hati para pemilik keimanan, sehingga mereka akan selulu
bersama dalam melaksanakan ibadah-ibadah yang telah Allah swt
perintahkan, semisal ibadah haji yang merupakan "Jambore international"
ibadah yang mempertemukan ummat Islam dari seluruh penjuru dunia dari
berbagai jenis manusia di muka bumi ini, mereka sama-sama menggunakan
dua helai kain putih bagi kaum laki-laki, dan para jama'ah haji
senantiasa disatukan dalam naungan Islam, satu shaf dalam berjam'ah,
satu kata ketika mengucapkan kalimat talbiyah atau kalimat Tauhid, dan
ummat ini juga disatukan dalam satu qiblat yaitu baitullah Ka'bah.

Di bulan Dzulhijjah ini kita bisa menyaksikan dengan kasat mata begitu
mulia dan indah agama Islam yang kita yakini, Islam yang selalu
memberikan nuansa kesatuan dan persatuan bagi ummatnya di seluruh
penjuru negri ketika para hujjaj (jama'ah haji) melakukan ritual ibadah
haji dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat mereka selalu
bersama-sama, bahkan ikatan persaudaraan dan ikatan kebersamaan dalam
beribadah haji juga dapat dirasakan oleh setiap individu kaum muslimien
di seluruh dunia yang tergamabar dalam perayaan Iedul Adha, selain itu
Allah swt juga memberikan kesempatan amal sholeh dan motivasi dalam
beramal kebajikan dengan fadhilah keutamaan amalan di bulan Dzulhijjah
ini, khususnya bagi mereka yang tidak mampu untuk berangkat menunaikan
ibadah haji jangan terlalu bersedih, sebab mereka masih bisa meraih
pundi-pundi amal yang Allah swt janjikan dengan pahala yang sangat
besar disisi-Nya tentunya bagi mereka yang ikhlash dan memiliki
semangat dan kecintaan pada Allah swt dan Rasul-Nya..

Keutamaan sepuluh hari awal ('Asyrul awail) di bulan Dzulhijjah

Allah SWT bersumpah dalam Al-Quran tentang kemuliaan dan keagungan
Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah," Demi fajar, Dan malam yang
sepuluh, Dan yang genap dan yang ganjil".(Q.S.89 (Al-Fajr) :1-3).

Para Ahli Tafsier (Mufasiruun) semisal Ibnu Abbas, Ibnu Zabier,
Mujahied dan Ibnu Katsier berpendapat bahwa malam sepuluh itu ialah
sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah, dimulai dari tanggal 1-9
Dzulhijjah. Dan bahkan Ibnu Abbas menambahkan bahwa sepuluh hari dari
empat puluh hari yang dijanjikan kepada Musa as adalah sepuluh hari
awal Dzulhijjah, Allah swt berfirman :"Dan Telah kami janjikan kepada
Musa as (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan
Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi),…"(Q.S.
Al-'Araf 7:142).

Dan Rasulullah saw pernah bersabda, "Tidak ada hari-hari yang amalan
soleh padanya lebih dicintai disisi Allah swt kecuali hari-hari ini
(yaitu "Al'Asyru" sepuluh hari awal dzulhijjah), para Sahabat bertanya
tidak juga Jihad Fie sabilillah? Dan Rasulullah saw menjawab: Dan tidak
juga jihad fie sabilillah, kecuali seseorang yang keluar dengan harta
dan jiwanya lalu ia Syahid fie sabilillah" (HR. Bukhari)

Hadits diatas menunjukan bahwa amalan pada awal sepuluh Dzulhijjah
lebih dicintai oleh Allah swt daripada hari-hari lain di dunia ini, dan
apa yang lebih dicintai Allah swt maka ia lebih Afdhal (mulia)
disisi-Nya. Sahabat Anas bin Malik pernah berkata "bahwasanya sepuluh
awal Dzulhijjah bagi setiap harinya seperti seribu hari, dan hari
'Arafah bagai sepuluh ribu hari". Maka Al-hafidz Ibnu Hajar
Al-'Atsqalani dalam kitab Shohih Bukhari mengatakan "Bahwa jelaslah
sebab keistimewaan sepuluh awal bulan Dzulhijjah adalah tempatnya
dikumpulkan ibadah-ibadah yang utama, seperti : Salat, Puasa (Shaum),
Sadaqah, dan Haji yang tidak terdapat pada bulan lain".

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menyatakan, "Sepuluh hari
(pertama) Dzul Hijjah lebih utama daripada sepuluh hari terakhir di
bulan Ramadhan. Dan sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan lebih
utama dari sepuluh malam (pertama) bulan Dzul Hijjah." (Majmu Fatawa
Ibnu Taimiyyah)

Dan muridnya ibnu Taimiyyah, Ibnul Qoyyim rahimahullah juga
menyatakan,"Ini menunjukkan bahwa sepuluh malam terakhir dari bulan
Ramadhan menjadi lebih utama karena adanya Laitatul Qadr, dan Lailatul
Qadr ini merupakan bagian dari waktu-waktu malamnya, sedangkan sepuluh
hari (pertama) Dzul Hijjah menjadi lebih utama karena hari-harinya
(siangnya), karena didalamnya terdapat yaumun Nahr (hari berkurban),
hari 'Arafah dan hari Tarwiyah (hari ke delapan Dzulhijjah). (Zadul
Maa'ad)

Dimana kita ketahui juga pada sepuluh hari awal Dzulhijjah terdapat
hari ke sembilan dzulhijjah yaitu 'Arafah yang Allah swt bersumpah
dalam kitab-Nya "Dan yang genap dan yang ganjil (Wa Syaf'i wal
Witr)".(Q.S.89:3). Dan makna "Asy-Syaf'i (genap)" adalah "Asy-Syahid
(yang jadi saksi)". Sebagaimana sabda Rasulullah saw "Asy-Syahid
yamul'Arafah wal Masyhud yaumulJum'ah" artinya "hari yang genap itu
hari 'Arafah yang menjadi saksi dan yang disaksikan hari jum'at". (HR
Tirmidzi dan Ahmad).

Ketahuilah bahwasanya disisi Allah swt hari 'Arafah merupakan
seutamanya hari-hari di dunia ini, "Afdhalul ayyam yamul'Arafah"
artinya "Sebaik-baik hari adalah hari Arafah" (HR Ibnu Majah), ialah
hari yang dimana diampuninya dosa-dosa dan dihapuskannya, hari
pembebasan dari neraka, dan hari yang menjadi saksi bagi Muwaqif (orang
yang berwuquf). Dan dalam sebuah hadits, "Tidak ada hari yang lebih
banyak dimana Allah SWT membebaskan hamba-hamba-Nya dari Neraka pada
hari itu kecuali di hari 'Arafah, dan Allah swt mendekatkan mereka,
serta membanggakannya di hadapan para Mala'ikat lalu berkata : "Apa
yang mereka inginkan niscaya akan Kuberikan" (HR Muslim). Dan dari
Jabir bin 'Abdillah radhyiallahu'anhu, dia berkata, "Rasulullah saw
bersabda, "Pada hari 'Arafah sesungguhnya Allah turun ke langit dunia,
lalu membangga-banggakan mereka (para jama'ah Haji) di hadapan para
Malaikat, maka Allah berfirman,'Perhatikan hamba-hamba-Ku, mereka
datang kepada-Ku dalam keadaan kusut berdebu dan tersengat teriknya
matahari, datang dari segala penjuru yang jauh. Aku bersaksi kepada
kalian (para Malaikat) bahwa Aku telah mengampuni mereka.'" (HR.Ibnu
Khuzaimah, Ibnu Hibban, al Laalikai, dan al Baghawi, hadits shahih)

Oleh karena itu apa yang harus kita persembahkan di bulan yang penuh berkah dan mulia ini?

Maka jangan lewatkan begitu saja kesempatan emas dan ampunan Allah swt serta pahala besar yang akan menanti kita.

Segeralah dan jangan tunda-tunda lagi kita bergegas untuk beramal kebajikan :

Pertama bertaubatlah dengan "Taubatan Nasuha" (taubat yang benar) dan
meninggalkan segala macam dosa dan kema'siatan. Sebab dosa
mengakibatkan akan terjauhnya seorang insan daripada keutamaan Rabbnya
dan akan terhijab hatinya dengan Allah swt. Dan Rasulullah saw bersabda
"Setiap anak cucu Adam pasti memiliki dosa dan kesalahan, maka
sebai-baik orang yang berbuat dosa adalah orang yang senantiasa
bertaubat"

Sungguh Allah itu cemburu dan kecemburuan Allah apabila seseorang
melakukan apa yang Allah haramkan atasnya (HR.Bukhari dan Muslim)

Kedua memantapkan niat dan 'azam (tekad) yang sungguh-sungguh untuk
mencari ridha-Nya, sebab niat seorang mu'min lebih baik dari amalnya.

Niat untuk selalu beramal sholeh dan berkurban secara fisik ataupun
menyembelih hewan kurban lilllahi Ta'ala. "Barangsiapa memiliki
kelapangan rizki, namun tidak menyembelih hewan kurban, maka janganlah
ia mendekati tempat shalat kami." (HR imam Ahmad dan Ibnu Majah)

Amalan-amaln yang dianjurkan di sepuluh awal Dzulhijjah :

1.Shalat

Yang merupakan kewajiban pertama dan utama bagi kaum muslimin dan
seharusnya kita selalu semangat untuk senantiasa menjaga salat lima
waktu dengan berjama'ah dan selalu bersegera untuk melaksanakannya
apalagi pada bulan-bulan yang mulia, ditambah dengan salat sunah
nafilah lainnya (sunat rawatib, tasbih, dhuha, tahjud, dll)

2.Shaum

Yang merupakan amal saleh yang akan menjaga dan mendekatkan diri kita
kepada Allah swt. Dan Rasulullah saw tidak pernah meninggalkannya,
seperti dalam hadits yang diriwayatkan Umul mu'minien Hafsah,
"Bahwasanya Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan saum sunat sepuluh
Muharram, 'Asyru (awal dzulhijjah), ayamul bied setiap bulah hijriyyah
(13,14,15 H), terutama saum 'Arafah "Shaum hari 'Arafah dimana Allah
Swt akan mengampuni dosa kita setahun yang lalu dan setahun setelahnya"
(HR Muslim). "Empat hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah
saw. : "Puasa hari Asyura, Puasa 1-8 zulhijjah, 3 hari tiap bulan dan
dua rakaat sebelum fajar." (HR Ahmad, Abu Daud dan Nasa'i)

Dari Hunaidah bin Kholid dari isterinya, dari sebagian isteri-isteri
Rasulullah -Shallallaahu `Alaihi Wa `Ala Alihi Wa Sallam, dia berkata:
"Adalah Rasulullah saw berpuasa pada sembilan (hari pertama) bulan Dzul
Hijjah, hari `Asyura (sepuluh Muharram) dan tiga hari setiap
bulan."(HR. Ahmad, Abu Daud dan Nasa´i).

Maka dari itu para sahabat senantiasa melakukan shaum ini seperti
Abdullah bin Umar, dan Imam Nawawi menganjurkan sekali agar kita
melakukan shaum sepuluh awal di bulan Dzulhijjah (yaitu mulai tanggal
1-9), terutama shaum 'Arafah. "Rasulullah saw. ditanya tentang shaum
hari Arafah, beliau menjawab: "Shaum Arafah menghapus dosa satu tahun
yang telah lewat dan satu tahun yang akan datang." (HR Muslim)

Diriwayatkan dari Abu Qatadah bahwa Rasulullah saw bersabda :"Berpuasa
pada hari Arafah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya."(HR.
Muslim)

3.Perbanyak Dzikir dan tilawah Al-Quran

Maka perbanyaklah hari-hari itu senantiasa kita lafadhkan dzikir dengan
Takbier (Allhu Akbar), Tahmid (Al-Hamdulillah), dan Tahliel(Laa Ilaaha
IllaLLah). Sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Muhamad Saw. "Tidak ada
hari-hari yang agung dan mulia disisi Allah Swt dan juga tidak ada amal
yang paling dicintai Allah Swt pada Awal sepuluh hari Dzulhijjah, maka
Perbanyaklah Tahliel, Takbier, dan Tahmied". (HR Ahmad).

Serta kita perbanyak membaca Al-Quran, kita yakini bahwa Al-Quran
adalah merupakan pedoman hidup bagi orang-orang yang beriman, maka baca
dan amalkanlah Al-Quran sebab nanti ia akan menjadi Syafa'at di akhirat
ketika kita semua akan menjadi "Terdakwa" dipersidangan Sang Maha
Bijaksana, Maka Al-Quran dan Shaum akan menghadap Allah Swt untuk
menjadi saksi dan pembela bagi Ahlinya yang selalu mencintai dan
berta'amul dengannya setiap hari .

"Mu'min yang selalu membaca dan mengamalkannya Al-Quran ia ibarat pohon
"Utrujah" wangi semerbak dan manis rasannya, Mu'min yang mengamalkan
dan jarang membaca ia seperti pohon kurma manis rasanya tapi tak ada
bau semerbak…"

Maka dari itu marilah kita perbanyaklah dzikir, shalawat dan tilawah
Al-quran setiap hari apalagi dibulan yang mulai dan agung bulan
Dzulhijjah dan pastinya amalan itu akan senantiasa membersihkan dan
menghidupkan hati kita yang sedang kering dan gajaran pahala yang
mennti disisi Allah swt.

Dan terakhir kita senantiasa selalu berdo'a Semoga Allah swt membimbing
dan menganugrahkan pertolongan dan Inayyah-Nya kepada kita semua
sehingga kita termasuk orang-orang yang senantiasa mengikuti sunnah
Rasulullah saw dalam kehidupan ini dan dimasukan kedalam golongan para
Shidiqien, syuhada, sholihien . amien ya Rabbal3alamien

Allahummaj3alnaa minal ladziena yastami3ul qaula fayatabi3unahu ahsanah...

Ya Allah jadikanlah kami termasuk orang-orang yang mendengar perkataan
baik dan benar serta mengikutinya dengan sebaik-baik amalan sholeh.

Allahumma a3inien 3ala dzikriKa wa syukriKa wa husnie 3ibadatiKa

Walhamdulillahirabbil 3alamien..

Ibnu08 djafar

Malam yang sunyi dan dingin ditemani segelas Syai hangat

untuk bisa menahan hembusan angin sahara yang dingin

Pojok Tubramly Permai

Cairo 28 Dzulqa'dah 1430 H- 16-Noveber-09 M

__._,_.___
.

__,_._,___

No comments: