CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Saturday, May 30, 2009

Re: [kcb-milis] Fw : Cerita yg blm selesai



Ceritanya bagus, cuman ana agak risih dengan istilah "pacaran", insyaalloh di KCB ga ada "pacaran".....

best regard :http://www.clubdbs.com/?id=este

--- On Fri, 5/29/09, ayari chan <ayari.kcb@gmail.com> wrote:

From: ayari chan <ayari.kcb@gmail.com>
Subject: Re: [kcb-milis] Fw : Cerita yg blm selesai
To: kcb-milis@yahoogroups.com
Date: Friday, May 29, 2009, 5:21 PM

Waduh, ceritanya bagus pisan euy !
Fiksi apa nonfiksi yah ?
Ayo dong lanjutanx mana ? Penasaran nih...
Ugh ! Jengkel bngt liad si ibu dan adiknya itu..
Hmm, smoga sj happy ending...

On 5/29/09, faisal syarif <faisal.syarif@ gmail.com> wrote:
> **
> **
> **
> *Cinta itu butuh kesabaran... *
>
> *Sampai dimanakah kita harus bersabar menanti cinta kita ???*
>
> ************ * ********* ********* ********* ********* ********* ***
>
> *Hari itu,,,aku dengan nya berkomitmen untuk menjaga cinta kita..*
>
> *Aku menjadi perempuan yg paling bahagia..... *
>
> *Pernikahan kami sederhana tapi sangat meriah.....*
>
> *Ia menjadi pria yang sangat romantisan pada waktu itu.*
>
> *Menikah dengan seorang pria yang shaleh, pintar, tampan & mapan pula*
>
> *Ketika kami pacaran dia sudah sukses dalam karir nya.*
>
> *Kami berbulan madu di tanah suci,,itu janjinya ketika kami berpacaran*
>
> *Setelah menikah aku mengajaknya untuk umroh ke tanah suci....*
>
> *Aku sangat bahagia dengan nya,,diya sangat memanjakan aku.... Sangat
> terlihat rasa cinta dan sayangnya pada ku.*
>
> *Banyak orang yang bilang,kami pasangan yang serasi. Sangat terlihat sekali
> bagaimana suamiku memanjakanku. Aku bahagia menikah dengannya.*
>
> ************ * ********* ********* ********* ********* ********* *********
> ********* ********
>
> *5 Tahun sudah kami menikah, sangat tak terasa waktu berjalan, walaupun kami
> hanya berdua saja. *
>
> *Karena sampai saat ini aku belum bisa memberikannya seorang malaikat kecil
> di tengah keharmonisan rumah tangga kami.*
>
> *Karena dia anak lelaki satu - satunya dalam keluarga nya,,jadi aku harus
> berusaha untuk dapat meneruskan generasi nya...*
>
> *Alhamdulillah suamiku mendukung ku.... Ia mengaggap Allah belum mempercayai
> kami untuk menjaga titipan NYA.*
>
> *Tapi keluarga nya mulai resah,, Dari awal kami menikah ibu & adiknya tidak
> menyukaiku,, aku sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari
> mereka,,tapi aku menutupi dari suami ku.....*
>
> *didepan suami ku,,mereka sangat baik pada ku,,tapi dibelakang suami ku,,aku
> dihina - hina oleh mereka...*
>
> *Pernah suatu ketika, 1 tahun usia pernikahan kami, suamiku mengalami
> kecelakaan,, , mobilnya hancur*
>
> *Alhamdulillah suami ku selamat dari maut yang hampir membuat ku menjadi
> seorang janda.*
>
> *Ia dirawat dirumah sakit,,pada saat dia belum sadarkan diri,,aku selalu
> menemaninya siang & malam, kubacakan ayat - ayat suci Al - Qur'an,aku sibuk
> bolak - balik rumah sakit dan tempat aku melakukan aktivitas sosialku, aku
> sibuk mengurus suamiku yang sakit karean kecelakaan. *
>
> *Ketika aku kembali ke rumah sakit setelah dari rumah kami,,aku melihat
> didalam kamarnya ada ibu, adik - adiknya dan teman - teman suamiku, dan satu
> lagi aku melilhat seorang wanita yg sangat akrab dengan ibunya. Mereka
> tertawa menghibur suamiku. *
>
> *Alhamdulillah suamiku ternyata sudah sadar, aku menangis ketika melihat
> suami ku sudah sadar,,tapi aku tak boleh sedih di depannya.*
>
> *Kubuka pintu yg tertutup rapat itu,sambil mengatakan "Assalammu'alaikum"
> mereka menjawab salam ku. Aku berdiam sejenak di depan pintu dan mereka
> semua melihatku,,, suamiku menatapku penuh manja,,mungkin ia kangen padaku
> karena sudah 5 hari mata nya selalu tertutup. Tangannya melambai,,mengisyar
> atkan aku untuk memegang tangannya yg erat. Setelah aku menghampirinya, ku
> cium tangannya sambil berkata "Assalammu'alaikum" , ia pun menjawab salam ku
> dengan suaranya yg lirih tapi penuh dengan cinta. Aku pun senyum melihat
> wajahnya.
> Ibu nya lalu berbicara sama aku ...*
>
> *"Fis, kenalakan ini Desi teman Fikri"*
>
> *Aku teringat cerita dari suamiku bahwa teman baiknya pernah mencintainya,
> perempuan itu bernama Desi, dan diya sangat akrab dengan keluarga suamiku.
> Dan akhirnya aku bertemu dengan orangnya juga.
> Aku pun langsung berjabat tangan dengannya, tak banyak aku biacara di dalam
> ruangan,,aku tak mengerti apa yg mereka bicarakan. *
>
> *Aku sibuk membersihkan & mengobati luka - luka di kepala suamiku,,,baru
> sebentar aku membersihkan mukanya,,tiba - tiba adik ipar ku yg bernama Dian
> mengajakku keluar,ia minta ditemani ke kantin. Dan suamiku pun
> mengijinkannya. Aku pun menemaninya. *
>
> *Tapi ketika di luar adik ipar ku berkata " lebih baik kau pulang saja " Ada
> kami yg menjaga abang disini. Kau istirahat saja. "*
>
> *Aku pun tak diperbolehkan berpamitan dengan suamiku dengan alasan abang
> harus banyak beristirahat, karena sikologisnya masih labil,, Aku berdebat
> dengannya mengapa aku tidak boleh pamitan pada suamiku, tapi tiba - tiba ibu
> mertuaku datang menghampiriku dan ia mengatakan hal yg sama, ia akan memberi
> alsan pada suamiku mengapa aku pulang tak pamitan pada nya, toj suamiku
> selalu menurut apa kata ibunya, baik ibunya salah suamiku tetap saja
> membenarkannya, akhirnya aku pun pergi meninggalkan rumah sakit itu dengan
> linangan air mata. Sejak saat itu aku tidak pernah diijinkan menjenguk
> suamiku sampai ia kembali dari rumah sakit. Dan aku hanya bisa menangis dlm
> kesendirianku. Menangis mengapa mereka sangat membenciku.*
>
> ************ * ********* ********* ********* ********* ********* *********
> ********* ********
>
> *Hari itu, aku menangis tanpa sebab, yang ada di benakku aku takut
> kehilangannya, aku takut cintanya dibagi denagn yang lain. Pagi itu, pada
> saat aku membersihakn pekarang rumah kami, suamiku memanggil ku ke taman
> belakang, ia baru aja selesai sarapan, ia mengajakku duduk di ayunan favorit
> kami, sambil melihat ikan - ikan yang bertaburan di kolam air mancur itu.
> Aku bertanya " Ada apa kamu memanggil ku ?" *
>
> *Ia berkata " Besok aku akan menjenguk keluargaku di Sabang "*
>
> *Aku menjawab " Ia sayang aku tahu, aku sudah mengemasi barang - barang kamu
> di travel bag dan kamu sudah pegang tiket bukan ?"*
>
> *"Ya tapi aku tak akan lama disana, cuma 3 minggu aku disana, aku juga sdh
> lama tidak bertemu dengan keluarga besarku sejak kita menikah dan aku kan
> pulang dengan mama ku " Jawab nya tegas*
>
> *"Mengapa baru bicara, aku pikir hanya seminggu saja kamu disana ?" tanya ku
> balik kepada nya penuh dengan rasa penasaran dan sedikit rasa kecewa karena
> ia baru memberitahu rencana kepulanggannya itu, padahal aku bersusah payah
> mencarikan tiket pesawat untuknya.*
>
> *" Mama minta aku yang menemani nya saat pulang nanti " jawab nya tegas*
>
> *" Sekarang aku ingin seharian dengan kamu, karena nanti kita 3 minggu tidak
> bertemu, ya kan ?" lanjut nya lagi sambil memeluk ku dan mencium keningku.
> Hatiku sedih, dengan keputusannya, tapi tak boleh aku tunjukkan pada nya.
> Bahagianya aku, dimanja dengan suami yang penuh dengan rasa sayang &
> cintanya.
> Walau terkadang ia bersikap kurang adil terhadapku.*
>
> *Aku hanya bisa tersenyum saja, padahal aku ingin bersama suamiku, tapi
> karena keluarga nya tidak menyukaiku hanya karena mereka cemburu pada ku
> karena suamiku sangat sayang pada ku, aku memutuskan agar ia saja yg pergi,
> dan kami juga harus berhemat dalam pengeluaran anggaran rumah tangga kami.
> Karena ini acara sakral bagi keluarganya. Jadi seluruh keluarga nya harus
> komplit, aku pun tak diperdulikan oleh keluarganya harus datang atau tidak,
> tidak hadir justru membuat mereka sangat senang, aku pun tak mau membuat
> riuh keluarga ini.*
>
> *Malam sebelum kepergiannya, aku menangis sambil membereskan keperluannya
> yang akan dibawa ke Sabang, ia menatapku dan menghapus airmata yang jatuh
> dipipiku lalu aku peluk erat dirinya, hati ini bergumam seakan terjadi
> sesuatu,,tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku hanya bisa menangis
> karena akan ditinggal pergi olehnya.*
>
> *Aku tidak pernah di tinggal pergi selama ini, karena kami selalu bersama -
> sama kemana pun ia pergi.*
>
> *Apa mungkin aku sedih karena aku sendirian tidak punya teman, hanya
> pembantu saja teman ngobrolku.*
>
> *Hati ini sedih akan di tinggal pergi oleh nya.*
>
> *Sampai keesokan hari nya, aku menangis..menangisi kepergiannya.
> Aku tak tahu mengapa sesedih ini, perasaanku tak enak, tapi aku tak boleh
> berburuk sangka. Aku harus percaya apada suamiku. Dia pasti akan selalu
> menelpon ku.*
>
> ************ * ********* ********* ********* ********* ********* *********
> ********* ********* *********
>
> *Berjauhan dengan suamiku, sangat tidak nyaman, aku merasa sendiri.
> Untunglah aku mempunyai kesibukan sebagai seorang aktivis, jadi aku tak
> terlalu kesepian di tinggal pergi ke Sabang.
> Saat kami berhubungan jarak jauh, komunikasi kami buruk,saat ia di sana aku
> pun jatuh sakit...rahimku sakit sekali seperti dililit oleh tali,,,tak tahan
> aku menhan rasa sakit dirahimku ini,sampai - sampai aku mengalami
> pendarahan,, aku dilarikan ke rumah sakit oleh adik laki - lakiku yang
> kebetulan menemaniku disana. Dokter memvonis aku terkena kanker mulut rahim
> stdium 3.... Aku menangis,,apa yang bisa aku banggakan lagi,,mertuaku akan
> semakin menghinaku,, ,suami ku yang malang,,yang berharap akan punya
> keturunan dari rahimku... Aku tak bisa memberikannya keturunan. Dan aku
> hanya memeluk adikku.*
>
> *Aku kangen pada suamiku, aku menunggu ia pulang,,kapan ia pulang, aku tak
> tahu..*
>
> *Sementara suamiku disana,,aku tidak tahu mengapa ia selalu marah - marah
> jika menelponku,, bagaimana aku akan cerita kondisiku jika ia selalu marah -
> marah terhadapku,, *
>
> *Lebih baik aku tutupi dulu,,dan aku juga tak mau membuatnya khawatir selama
> ia berada di Sabang.
> Lebih baik nanti saja ketika ia sudah pulang dari Sabang, aku akan cerita
> pada nya.
> Setiap hari aku menanti suami ku pulang, hari demi hari aku hitung....*
>
> *Sudah 3 minggu suamiku di Sabang, malam itu ketika aku sedang melihat foto
> - f oto kami, ponselku berbunyi, menandakan ada sms yang masuk.*
>
> *Ku buka di inbox ponselku, ternayta dari suamiku yang sms, ia menulis "aku
> sudah beli tiket untuk pulang, aku pulang nya satu hari lagi, aku aku
> kabarin lagi".*
>
> *Hanya itu saja yang diinfokannya, aku ingin marah, tapi aku pendam saja ego
> yang tidak baik ini. Hari yg aku tunggu pun tiba,,aku menantinya di rumah.
> Sebagai seorang istri, aku pun berdandan yang cantik dan memakai parfum
> kesukaannya untuk menyambut suamiku pulang, dan aku akan menyelesaikan
> masalah komunikasi kami yg buruk akhir - akhir ini.*
>
> *Bel pun berbunyi, kubuka kan pintu untuknya ia pun mengucap salam, sebelum
> masuk aku pegang tangannya ke depan teras, ia tetap berdiri, aku membungkuk
> untuk melepaskan sepatu, kaos kaki dan ku cuci kedua kakinya, aku tak mw ada
> syaithan yang masuk ke dalam rumah kami, setelah itu aku pun berdiri
> langsung mencium tangannya tapi apa reaksi nya ...*
>
> *Masya Allah ia tidak mencium keningku, ia langsung naik keatas, ia langsung
> mandi dan tidur,tanpa bertanya kabarku..*
>
> *Aku hanya berpikiran, mungkin dia capek. Aku pun segera merapikan bawaan
> nya sampai aku pun tertidur. Malam menunjukkan 1/3 malam, mengingatkan aku
> pada tempat mengadu yaitu Allah, Sang Maha Pencipta.
> Biasa nya kami selalu berjama'ah, tapi karena melihat nya tidur sangat
> pulas, aku tak tega membangun kannya, aku helus mukanya, aku cium kening
> nya, lalu aku sholat tahajud 8 rakaat plus witir 3 raka'at.*
>
> ************ * ********* ********* ********* ********* ********* *********
> ********* ********* ****
>
> *Aku mendengar suara mobinya, aku terbangun lalu aku liat dia dari balkon
> kamar kami dia bersiap - siap untuk pergi, aku memanggil nya tapi ia tak
> mendengar, lalu aku langsung ambil jilbabku, aku lari dari atas ke bawah
> tanpa memperdulikan darah yg bercecer dari rahimku, aku mengejarnya tapi ia
> begitu cepat pergi,,ada apa dengan suamiku...mengapa ia sangat aneh
> terhadapku ?*
>
> *Aku tidak bisa diam begitu saja firasatku ada sesuatu.
> Saat itu juga aku langsung menelpon kerumah mertuaku, kebetulan Dian yang
> angkat telpon nya, aku bercerita dan aku bertanya apa yang terjadi dengan
> suamiku. Dengan enteng ia menjawab "Loe pikir aja sendiri !!!" telpon pun
> langsung terputus.*
>
> *Ada apa ini ? Tanya hatiku penuh dalam kecemasan. Mengapa suamiku berubah
> setelah ia pulang dari kota kelahirannya. Mengapa ia tak mau berbicara
> padaku, apalagi memanjakan ku.*
>
> *Semakin hari ia menjadi orang yang pendiam, seakan ia telah melepas
> tanggung jawabnya sebagai seorang suami, kami berbicara seperlunya saja, aku
> selalu di introgasinya, aku dari mana dan mengapa pulang terlambat, ia
> bertanya denagn nada yg keras, suamiku telah berubah.*
>
> * Bahkan yang membuat ku kaget, aku pernah di tuduh nya berzina dengan
> mantan pacarku. Ingin rasanya aku menampar suamiku yang telah menuduhku
> serendah itu, tapi aku selalu ingat, sebagaimana pun salahnya seorang suami,
> status suami tetap di atas para istri, itu yang aku pegang, aku hanya
> berdo'a agar suamiku sadar akan prilakunya. ********
>
> *2 Tahun berlalu, suamiku tak berubah juga, aku menangis tiap malam, lelah
> menanti seperti ini, kami seperti orang asing yang baru saja kenal,
> kemesraan yang kami ciptakan dulu telah sirna, walaupun kondisinya tetap
> seperti itu, aku tetap merawatnya & menyiapi segala yang ia perlukan.
> Penyakitku pun masih aku simpan dengan baik dan ia tak pernah bertanya obat
> apa yang aku minum. Kebahagiaan ku telah sirna, harapan menjadi ibu pun
> telah aku pendam. Aku tak tahu kapan ini semua akan berakhir. *
>
> *Bersyukurlah, aku punya penghasilan sendiri dari aktifitasku sebagai
> seorang guru ngaji jadi aku tak perlu repot - repot meminta uang pada nya
> hanya untuk pengobatan kankerku. Aku pun hanya berobat semampuku. *
>
> *Sungguh suami yang dulu aku puja, aku banggakan sekarang telah menjadi
> orang asing, setiap aku tanya ia selalu meyuruhku untuk berpikir sendiri.
> Tiba - tiba saja malam itu, setelah makan malam selesai, suamiku
> memanggilku. *
>
> *"ya ada apa Yah !" sahutku dengan memanggil nama kesayangannya "Ayah"*
>
> *"Lusa kita siap - siap ke Sabang ya !" Jawabnya tegas*
>
> *"Ada apa ?" Mengapa ?" sahutku penuh dengan keheranan*
>
> *Astaghfirullah. ..suami ku yang dulu lembut menjadi kasar, diya
> mebentakku,, tak ada lagi diskusi anatara kami.*
>
> *Dia mengatakan " Kau ikut saja jgn byk tanya !!! "*
>
> *Aku pun lalu mengemasi barang - barang yang akan dibawa ke Sabang sambil
> menangis,sedih karena suamiku yang tak ku kenal lagi. *
>
> *2 Tahun pacaran, 5 tahun kami menikah dan sudah 2 tahun pula ia menjadi
> orang asing buat ku. Ku lihat kamar kami yg dulu hangat penuh cinta yang
> dihiasi foto pernikahan kami sekarang menjadi dingin, sangat dingin dari
> batu es. Aku menangis dengan kebingungan ini. Ingin rasanya aku berontak
> tapi aku tak bisa, suamiku tak suka dengan wanita yang kasar, ngomong dengan
> nada tinggi, suka membanting barang - barang, dia bilang perbuatan itu
> menunjukkan ketidakhormatan kedapanya. Aku hanya bisa bersabar menantinya
> bicara dan sabar mengobati penyakitku ini sendiri.
> ************ ********* ********* ********* ********* ********* *********
> ********* ********* ********* **********
>
> *Kami telah sampai di Sabang, aku masih merasa lelah karena semalaman aku
> tidak tidur, karena terus berpikir. Keluarga besar nya telah berkumpul
> disana, termasuk ibu & adik - adiknya, aku tidak tahu ada acara apa ini..
> Aku dan suamiku pun masuk ke kamar kami. Suamiku tak betah didalam kamar tua
> itu, ia pun keluar bergabung dengan keluarga besarnya. *
>
> *Baru saja aku membongkar koper kami dan ingin memasukkannya ke dlm lemari
> tua yg berada di dekat pintu kamar, lemari tua itu telah ada sebelum suamiku
> lahir.
> Tiba - tiba Tante Lia, tante yang sangat baik pada ku memanggil ku untuk
> segera berkumpul diruang tangah, aku pun ke ruang keluarga yag berada di
> tengah rumah besar itu, rumah zaman peninggalan belanda diaman langit -
> langit nya lebih dari 4 meter. aku duduk disamping suamiku, suamiku menunduk
> penuh dengan kebisuan, aku tak berani bertanya pada nya, tiba - tiba saja
> neneknya, orang yang dianggap paling tua dan paling berhak atas semuanya
> membuka pembicaraan. *
>
> *"Baiklah,karena kalian telah berkumpul, nenek ingin bicara dengan kau Fisha
> ! " Nenek nya bicara sangat tegas.. Dengan sorot mata yang tajam.
> " Ada apa ya Nek ?" sahutku dengan penuh tanya..
> Nenek pun menjawab " Kau telah gabung dengan keluarga kami hampir 8 tahun,
> sampai saat ini kami tak melihat tanda - tanda kehamilan yang sempurna,
> sebab selama ini kau selalu keguguran !!'*
>
> *Aku menangis, untuk inikah aku diundang ke mari, untuk dihina atau di
> pisahkan dengan suamiku.*
>
> *"Sebenarnya kami sudah punya calon untuk Fikri, dari dulu, sebelum kau
> menikah dengannya, tapi Fikri anak yang keras kepala, tak mau di atur, dan
> akhirnya menikahlah ia dengaa kau." Neneknya berbicara sangat lantang,
> mungkin logat orang Sabang seperti itu semua.*
>
> *Aku hanya bisa tersenyum dan melihat wajah suamiku yang kosong matanya.
> "Dan aku dengar dari ibu mertua mu kau pun sudah berkenalan dengannya"
> Neneknya masih melanjutkan pembicaraan itu.*
>
> *Sedangkan suamikku hanya diam saja, tapi aku lihat air matanya. Ingin aku
> peluk suamiku agar ia kuat dengan semua ini, tapi aku tak punya keberanian.*
>
> *Nenek nya masih saja berbicara panjang lebar dan yang terakhir dari
> pembicaraannya ialah dengan wajah yang sangat menantang ia berkata " kau mau
> nya gimana ? kau di madu atau diceraikan ?" *
>
> *Masya Allah...... kuat kan hati ini, aku ingin jatuh pingsan, hati ini
> seakan remuk mendengar nya, hancur hati ku, mengapa keluarganya bersikap
> seperti ini terhadapku.. *
>
> *Aku selalu munutupi masalah ini dari kedua orang tuaku yang tinggal di
> pulau kayu tersebut, mereka mengira aku sangat bahagia 2 tahun belakangan
> ini.*
>
> *"Fish, jawab !! " Dengan tegas Ibunya langsung memintaku untuk menjawab*
>
> *Aku langsung memegang tangan suamiku, dengan tangan yang dingin dan gemetar
> aku menjawab dengan tegas....... ..
> " Walaupun aku tidak bisa berdiskusi dulu dengan imamku, tapi aku dapat
> berdiskusi dengannya melalui bathiniah, untuk kebaikan dan masa depan
> keluarga ini, aku akan menyambut baik seorang wanita baru dirumah kami." *
>
> *Itu yang aku jawab, dengan kata lain aku rela cinta ku di bagi, pada saat
> itu juga suami ku memandangku dengan tetesan air mata, tapi mata ku tak
> sedikit pun menetes di hadapan mereka.
> Aku lalu bertanya kepada suami ku, "Ayah siapakah yang akan menjadi sahabat
> ku dirumah kita nanti Yah ? " *
>
> *Suamiku menjawab " Dia Desi ! " *
>
> *Aku pun langsung menarik napas dan langsung berbicara " Kapan pernikahan
> nya berlangsung ? Apa yang harus saya siapkan dalam pernikahan ini Nek ?"*
>
> *Ayah mertuaku menjawab "Pernikahannya 2 minggu lagi."*
>
> *" Baiklah kalo begitu saya akan menelpon pembantu di rumah, untuk menyuruh
> nya mengurus KK kami ke kelurahan besok" setelah berbicara seperti itu aku
> permisi untuk pamit ke kamar. *
>
> *Tak tahan lagi, air mata ini akan turun, aku berjalan sangat cepat, aku
> buka pintu kamar, aku langsung duduk di tempat tidur. Ingin berteriak, tapi
> aku sendiri disini. Tak kuat rasanya menerima hal ini, cintaku telah
> dibagi,,sakit. ..diiringi akutnya penyakitku. Apakah karena ini suamiku
> menjadi orang yang asing selama 2 tahun belakangan ini ?*
>
> *Aku berjalan menuju ke meja rias, ku buka jilbabku, aku bercermin sudah
> tidak cantikkah aku ini, ku ambil sisirku, aku menyisiri rambutku yang
> setiap hari rontok, ku lihat wajahku,,ternyata aku memang sudah tidak cantik
> lagi, rambutku sudah hampir habis, kepalaku sudah botak dibagian tengahnya.*
>
> *Tiba - tiba pintu kamar ini terbuka, ternyata suami ku datang, ia berdiri
> dibelakangku, ,tak kuhapus air mata ini aku langsung memandangnya dari
> cermin meja rias itu. *
>
> *Kami diam sejenak, lalu aku mulai pembicaraan "terimah kasih ayah, kamu
> memberi sahabat kepada ku, jadi aku tak perlu sedih lagi saat ditinggal
> pergi kamu nanti ! iya kan ?"*
>
> *Suami ku mengangguk sambil melihat kepalaku tapi tak sedikitpun ia
> tersenyum dan bertanya knp rambutku rontok, dia hanya mengatakan jangan
> salah memakai shampo, dalam hati ku mengapa ia sangat cuek ? ia sudah tak
> memanjakan ku lagi.. Lalu dia bilang bilang "sudah malam, kita istirahat yuk
> " !*
>
> * "Aku sholat isya dulu baru aku tidur" jawab ku tenaang.*
>
> *Dalam sholat, dalam tidur aku menangis, ku hitung waktu, kapan aku akan
> berbagi suami dengannya. Aku pun ikut sibuk mengurusi pernikahan suamiku.
> Aku tak tahu kalo Desi orang Sabang juga. Sudahlah ini mungkin takdirku. Aku
> ingin suamiku kembali seperti dulu, yang sangat memanjakan aku, diamana rasa
> sayang dan cintanya itu.*
>
> ************ * ********* ********* ********* ********* ********* *********
> ****
>
> *Malam sebelum hari pernikahan suamiku, aku menulis curahan hatiku di
> laptopku.*
>
> *Di laptop aku menulis saat - saat terakhirku melihat suamiku, aku marah
> pada suamiku yang telah menelantarkanku. Aku menangis melihat suamiku yang
> tidur pulas, apa salahku sampai ia berlaku kejam kepada ku. Aku save di my
> document yang bertitle "Aku mencintaimu Suamiku " *
>
> *Hari pernikahan telah tiba, aku telah siap, tapi aku tak sanggup untuk
> keluar, aku berdiri didekat jendela, aku melihat matahari, mungkin aku
> takkan bisa melihat sinarnya lagi. Aku berdiri sangat lama,, lalu suamiku
> yang telah siap dengan pakaian pengantinnya masuk dan berbicara padaku.*
>
> *"Apakah kamu sudah siap ?" *
>
> *Kuhapus airmata yang menetes diwajahku sambil berkata :*
>
> * "Nanti jika ia telah sah jadi istrimu, ketika kamu membawa ia masuk ke
> dalam rumah ini, cucilah kaki nya sebagaimana kamu mencuci kaki ku dulu,
> lalu ketika kalian masuk ke dalam kamar pengantin bacakan do'a di ubun -
> ubunya sebagaimana yang kamu lakukan pada ku dulu lalu setelah itu....." tak
> sanggup aku ingin meneruskan pembicaraan ini, aku ingin menagis meledak *
>
> *Tiba - tiba suamiku menjawab "lalu apa Bunda ?"*
>
> *Aku kaget mendengar kata itu, yang tadinya aku menunduk,aku langsung
> menatapnya dengan mata yang berbinar - binar...*
>
> *"bisa kamu ulangi apa yang kamu ucapkan barusan ?" pinta ku tuk menyakini
> bahwa kuping ini tidak salah mendengar.*
>
> *Dia mengangguk dan berkata " Baik bunda akan ayah ulangi, lalu apa bunda ?"
> sambil ia menghelus wajah dan menghapus airmataku, dia agak sidikit
> membungkuk karena diya sangat tinggi, aku hanya sedada nya saja.*
>
> *Dia tersenyum, sambil berkata " Kita liat saja nanti ya !" dia memelukku
> dan berkata, "bunda adalah wanita yang paling kuat yang ayah temui selain
> mama" lalu ia mencium keningku, aku langsung memeluk nya erat dan berkata "
> Ayah, apakah ini akan segera berakhir ? Ayah kemana saja ? Mengapa ayah
> berubah ? Aku kangen sama ayah ? Aku kangen belaian kasih sayang ayah ? Aku
> kangen dengan manjanya ayah ? Aku kesepian ayah ? Dan satu hal lagi yang
> harus ayah tau bahwa aku tidak pernah berzinah ! Dulu waktu awal kita
> pacaran,aku memang belum bisa melupakannya, setelah 4 bulan bersama ayah
> baru bisa aku terima, jika yang dihadapanku itu adalah lelaki yang aku
> cari." Bukan bearti aku pernah berzina ayah. Aku langsung bersujud di
> kakinya dan muncium kaki imamku sambil berkata " Aku minta maaf ayah telah
> membuatmu susah"*
>
> *Saat itu juga, diangkatnya badanku,ia hanya menangis.*
>
> *Ia memelukku sangat lama, 2 tahun aku menanti dirinya kembali.
> Tiba - tiba perutku sakit, ia menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan
> ku, dan ia bertanya " bunda baik - baik saja kan" tanya nya dengan penuh
> khawatir.*
>
> *"aku pun menjawab, bisa memeluk dan melihat kamu kembali seperti dulu itu
> sudah mebuatku baik Yah" aku tak bisa bicara sekarang. Karena dia akan
> menikah. Aku tak mau buat diya khawatir. Dia harus khusyu menjalani acara
> prosesi akad nikah tersebut.*
>
> ************ * ********* ********* ********* ********* ********* *********
> ********* ********* **
>
> *Setelah tiba dimasjid, ijab qabul pun dimulai. Aku duduk di sebrang
> suamiku.*
>
> *Aku melihat suamiku duduk berdampingan dengan perempuan itu membuat hati
> ini cemburu, ingin berteriak mengatakn "Ayah Jangan" tapi aku ingat akan
> kondisi ku.*
>
> *Jantung ini berdebar kencang, ketika mendengar ijab qabul tersebut. Begitu
> ijab qabul selesai, aku menarik napas panjang, Tante Lia, tante yang baik
> itu, memelukku. Dalam hati aku berusaha untuk menguatkan hati ini, ya,,aku
> kuat.*
>
> *Tak sanggup aku melihat mereka duduk bersanding di pelaminan. Orang - orang
> yang hadir di acara resepsi itu iba melihatku, mereka melihatku sangat aneh,
> wajahku yang selalu tersenyum tapi hatiku menangis.*
>
> *Sampai dirumah, suamiku langsung masuk ke dalam rumah begitu saja, tak
> mencuci kaki nya. Aku sangat heran dengan prilaku nya. Apa iya, dia tidak
> suka dengan pernikahan ini ?*
>
> *Sementara itu Desi sambut hangat di dalam keluarga su*
> ...
>
> *Sementara itu Desi sambut hangat di dalam keluarga suamiku,tak seperti aku
> yang di musuhinya.*
>
> *Malam ini aku tak bisa tidur, bagaimana bisa !! Suamiku akan tidur dengan
> perempuan yang sangat aku cemburui. Aku tak tau apa yang mereka lakukan
> didalam.*
>
> *1/3 malam, pada saat aku ingin sholat lail aku keluar untuk berwudhu, aku
> melihat ada lelaki yang mirip suamiku tidur disofa ruang tengah, ku dekati
> lalu ku lihat.... Masya Allah, suamiku tak tidur dengannya,ia tidur disofa,
> aku duduk disofa itu sambil menghelus mukanya yang lelah, tiba - tiba ia
> memegang tangan kiriku, tentu saja aku kaget.*
>
> *"kamu datang ke sini, aku pun tau " ia langsung berkata seperti itu, aku
> tersenyum dan megajaknya sholat lail. Setelah sholat lail, ia mengatakan
> "maafkan aku, aku tak boleh menyakitimu, kamu menderita karena ego nya aku.
> Besok kita pulang ke Jakarta, biar Desi pulang denagn mama,papa Dan juga
> adik - adikku"*
>
> *Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Tapi ia langsung mengajakku untuk
> istirahat. Saat tidur ia memelukku sangat erat. Aku tersenyum saja, sudah
> lama ini tidak terjadi. Ya Allah, apakah Engkau akan menyuruh malaikat maut
> untuk mengambil nyawaku sekarang ini, aku telah meresakan kehadirannya saat
> ini. Tapi masih bisakah engaku ijinkan aku untuk mersakan kehangatan dari
> suamiku yang telah hilang selama 2 tahun ini.*
>
> *Suamiku berbisik, "Bunda kok kurus ?"*
>
> *Aku menangis dalam kebisuan. Pelukannya masih bisa aku rasakan.*
>
> *Aku pun berkata "Ayah kenapa tidak tidur dengan Desi ?" *
>
> *" Aku kangen sama kamu Bunda " Aku tak mau menyakitimu lagi, kamu sudah
> terluka oleh sikapku yang egois" Dengan lembut suamiku menjawab seperti itu.
> *
>
> *Lalu suamiku berkata, " Bun, ayah minta maaf telah menelantarkan bunda...
> Selama ayah di Sabang, ayah dengar kalo bunda tidak tulus mencintai ayah,
> bunda seperti mengejar sesuatu, seperti harta ayah, dan satu lagi ayah
> pernah melihat sms bunda dengan mantan pacar bunda dimana isinya klo bunda
> gk mw berbuat seperti itu, dan seperti itu di beri tanda kutip ( "seperti
> itu" ), ayah ingin ngomong tapi takut bunda tersinggung, dan ayah berpikir
> klo bunda pernah tidur dengannya sebelum bunda bertemu ayah, terus ayah
> dimarahi oleh keluar ayah karena ayah terlalu memanjakan bunda "*
>
> *Hati ini sakit ketika difitnah oleh suamiku, ketika tidak ada kepercayaan
> didirinya, hanya karena omongan keluarganya, yang tidak pernah melihat
> betapa tulusnya aku mencintai pasangan seumur hidupku ini.*
>
> *Aku hanya menjawab "Aku sudah ceritakan itu kan Yah, akutidak pernah
> berzinah, dan aku mencintaimu setulus hatiku, jika aku hanya mengejar
> hartamu, mengapa kamu, banyak lelaki yang lebih mapan darimu waktu itu Yah.
> Jika aku hanya mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari menangis karena
> menderita mencintaimu. *
>
> *Entah aku harus bahagia atau aku harus sedih karena sahabatku sendirian di
> kamar pengantin itu. Malam itu, aku menyelesaikan masalahku dengan suamiku
> dan berusaha memaafkannya beserta sikap keluaraganya juga. Karna aku tak mau
> mati dalam hati yang penuh denagn rasa benci.*
>
> ************ * ********* ********* ********* ********* ********* *********
> ********* ********* ******
>
> *Keesokan harinya..... .....*
>
> *Katika aku ingin bangun untuk mengambil wudhu, kepalaku pusing, rahimku
> sakit sekali..aku pendarahan.. suamiku kaget...*
>
> *Suamiku kaget bukan main, ia langsung menggendongku. *
>
> *Aku pun dilarikan ke rumah sakit....*
>
> *Jauh sekali aku mendengar suara zikir suamiku....*
>
> *Aku merasakan tanganku basah...*
>
> *Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah suamiku penuh dengan rasa
> kekhawatiran. *
>
> *Ia menggenggam tanganku dengan erat.. Dan mengatakan " Bunda,,Ayah minta
> maaf ,,,,!!"*
>
> *Berapa kali ia mengucapkan hal itu. Dalam hati ku, apa ia tahu apa yang
> terjadi padaku.*
>
> *Aku berkata dengan suara yang lirih " Yah....Bunda ingin pulang,,bunda
> ingin bertemu kedua orang tua bunda, anterin bunda kesana ya Yah...."*
>
> *"Ayah jangan berubah lagi ya !!! Janji ya Yah... !!! Bunda sayang banget
> sama Ayah "*
>
> *Tiba - tiba saja kakiku sakit sangat sakit, sakit nya semakin keatas,
> kakiku sudah tak bisa bergerak lagi, aku tak kuat lagi memegang tangan
> suamiku, kulihat wajahnya yang tampan, linangan air matanya.*
>
> *Sebelum mata ini tertutup ku lafazkan kalimat syahadat dan ditutup denagn
> kalimat tahlil. *
>
> *\\\\\\\\\\\ \ \\\\\\\\\ \\\\\\\\\ \\\\\\\\\ \\\\\\\\\ \\\\\\\\\ \\\\\\\\\
> \\\\\\\\\ \\\\\\\\\ \\\\\\\\\ \\\\\\\\\ \\\\\\\\\ \\\\\\\\\ \\\\\\\\\*
>
> *Aku bahagia melihat suamiku punya pengganti diriku*
>
> *Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka,,*
>
> *Menemaninya dalam ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacran samapai
> kami menikah.*
>
> *Aku bahagia bersuamikan dia. Dia adalah nafas ku.*
>
> *Untuk Ibu mertuaku : "Maafkan aku telah hadir didalam kehidupan anakmu
> sampai aku hidup didalam hati anakmu, ketahuilah Ma, dari dulu aku selalu
> berdo'a agar Mama merestui hubungan kami. Mengapa engkau fitnah diriku
> didepan suamiku, apa engkau punya bukti nya Ma. Mengapa engkau sangat
> cemburu padaku Ma ? Fikri tetap milikmu Ma, aku tak pernah menyuruhnya untuk
> durhaka kepadamu, dari dulu aku selalu mengerti apa yang kamu inginkan dari
> anakmu, tapi mengapa kau benci diriku. Dengan Desi kau sangat baik tetapi
> dengan ku, menantumu kau bersikap sebaliknya." *
>
> ************ * ********* ********* ********* ********* ********* *********
> ********* ********* ********* *******
>
> *Setelah ku buka laptop,ku baca curhatan istriku*
>
> *Ayah,,mengapa keluargamu sangat membenciku*
>
> *Aku dihina oleh mereka ayah.*
>
> *Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu ?*
>
> *Pernah suatu ketika, aku bertemu Dian di jalan, aku menegornya karena dia
> adik iparku tapi aku disambut denagn wajah ketidak sukaannya. Sangat
> terlihat Ayah.*
>
> *Tapi ketika engaku bersamaku, Dian sangat baik, sangat manis dan ia
> memanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti itu
> ayah.*
>
> *Aku tak bisa berbicara ttg ini padamu, karen aku tahu kamu pasti membela
> adikmu, tak ada gunanya Yah.*
>
> * *
>
> *Aku diusir dari rumah sakit.*
>
> *Aku tak boleh merawat suamiku.*
>
> *Aku cemburu paad Desi yang sangat akrab dengan mertuaku*
>
> *Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku*
>
> *Aku sangat marah....*
>
> *Jika aku membicarakn hal ini pada suamiku, ia akan pasti membela Desi dan
> ibunya.*
>
> *Aku tak mau sakit hati lagi.*
>
> *Ya Allah kuatkan aku,,maafkan aku *
>
> *Engkau Maha Adil.*
>
> *Berilah keadilan ini padaku Ya Allah*
>
> * *
>
> *Ayah sudah berubah, ayah sudah tak sayang lagi pada ku. *
>
> *Aku berusaha untuk mandiri ayah, aku tak akan bermanja - manja lagi padamu.
> *
>
> *Aku kuat ayah dalam kesakitan ini.*
>
> *Lihatlah ayah, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku. *
>
> *Aku bisa melakukan ini semua sendiri ayah.*
>
> * *
>
> * *
>
> *Besok suamiku akan menikah dengan perempuan itu*
>
> *Perempuan yang aku benci, yang aku cemburui*
>
> *Tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga suamiku*
>
> *Aku harus sadar diri*
>
> *Ayah,,sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu*
>
> *Mengapa harus Desi yang menjadi sahabatku ?*
>
> *Ayah aku masih tak rela*
>
> *Tapi aku harus ikhlas menerimanya*
>
> * *
>
> *Pagi nanti suamiku melangsungkan pernikahan keduanya*
>
> *Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku*
>
> *Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir*
>
> *Sebelum ajal ini menjemputku*
>
> *Ayah...akuk kangen ayah*
>
> * *
>
> *Dan kini aku telah membawamu ke orang tuamu Bun*
>
> *Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Desi ke Pulau Kayu ini*
>
> *Aku akan selalu membawakanmu bunga mawar yang berwana pink yang
> mencerminkan keceriaan hatimu yang sakit tertusuk duri.*
>
> *Bunda tetap cantik, selalu tersenyum disaat tidur.*
>
> *Bunda akan selalu hidup dihati ayah.*
>
> *Bunda... Desi tak sepertimu, yang tidak pernah marah...*
>
> *Desi sangat berbeda denganmu, ia tak pernah membersihkan telingaku,
> rambutku tak pernah di creambathnya, kakiku pun tak pernah dicucinya.*
>
> *Ayah menyesal telah menelantarkanmu selama 2 tahun, kamu sakit pun aku tak
> perduli, dalam kesendirianmu. ...*
>
> *Seandainya Ayah tak menelantarkan Bunda, mungkin ayah masih bisa tidur
> dengan belaian tangan Bunda yang halus. *
>
> *Sekarang Ayah sadar, bahwa ayah sangat membutuhkan bunda..*
>
> *Bunda,,kamu wanita yang paling tegar yang pernah kutemui.*
>
> *Aku menyesal telah asik dalam keegoanku..*
>
> *Bunda maafkan aku. Bunda tidur tetap manis. Senyum manjamu terlihat
> ditidurmu yang panjang.*
>
> *Maafkan aku , tak bisa bersikap adil dan membahagiakan mu, aku selalu
> mengiyakan apa kata ibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka. Maafkan
> aku ketika kau di fitnah oleh keluargaku, aku percaya begitu saja.*
>
> *Apakah Bunda akan mendapat pengganti ayah di surga sana ?*
>
> *Apakah Bunda tetap menanti ayah disana ? Tetap setia di alam sana ?*
>
> *Tunggulah Ayah disana Bunda......*
>
> *Bisakan ? Seperti Bunda menunggu ayah di sini...... Aku mohon.....*
>
> *Ayah Sayang Bunda....*
> ************ ********* ********* ********* ********* ********* *********
> ********* ********* ********* ****
> .
>
>
>


__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

No comments: