Tulisan ini dikisahkan oleh seorang kru KCB yang merupakan mahasiswa Mesir. Namanya Fajar Nashrulhaq, id nya; ibnu08djafar@
23/10/08 - 26/11/08 Bismillahirrahmanir rahiem Segala puji bagi Allah Swt yang telah mengikat erat hati-hati diantara kita dengan keimanan, sehingga kita dapat merasakan bagaimana nikmatnya sebuah persaudaraan yang dilandasi kecintaan karena Allah Swt semata. Shalawat serta salam moga tercurah kepada sayyidinaa Nabi Muhamad Saw kekasih kita sosok manusia agung yang menjadi suri tauladan ummat. Film Ketika Cinta Bertasbih (KCB) merupakan sebuah Adaptasi Novel karya Habiburrahman Elshirazy (Rojulun masyhurun ani ta'rif), film ini merupakan mega proyek dengan dana yang cukup besar (conon sampai denga milyaran Rp), namun film KCB memang berbeda dengan film Holywood, Bolywood, atau kebanyakan film Indonesia yang mendidik masyarakat dengan nilai-nilai negatif, hedonisme, yang jauh dari norma dan akhlak Islami, akan tetapi film KCB terlahir dari sebuah gerakan keinginan untuk berubah (da'wah), dan dengan keinginan perbaikan serta sebuah cita-cita yang mulia untuk menebarkan "kebaikan dan perubahan (reformasi)" perfilman di Indonesia. Ini semua dibuktikan dengan keseriusan para penggagasnya (kang Abik, pa Dani, mas Umam, dan pak Imam Tantowi) dengan persiapan yang sangat panjang dari mulai pembuatan skenario, seleksi ketat audisi 5 bintang yang mensyaratkan mampu baca Al-Quran, (mengundang keheranan para entertaimant) dan hunting dan shooting di Mesir (agar sesuai Novel). Serta usaha dan kerja keras dari dewan juri dalam mencari Talent's yang "pas" telah dilakukan, dimana pada waktu pemilihan final audisi 5 bintang dan peran yang lainnya, Allah Swt telah menetapkan serta menjatuhkan pilihan kepada masing-masing (M.Cholidi talent as Azam, Andi Arsil talent as Furqon, Oki Setiana Dewi talent as Anna, Alice Norin talent as Eliana, Meyda Safira talent as Husna) inilah sebuah taqdir Allah Swt dan tentu sebuah Amanah yang sangat besar bagi para Talent's yang harus disadari sejak dini. Dan sebelumnya aku sedikitpun tak pernah mengenal seluruh talent's bahkan tak berharap tuk bertemu, dan aku hanya dapat melihat dan menyaksikan mereka dari berita di media Massa saja, namun inilah sebuah lika-liku kehidupan yang telah digariskan-Nya, selama 35 hari aku berinteraksi dengan para Talent's dan secara pribadi aku mengamati dan memperhatikan Talent's dalam keseharian ataupun dalam shooting di lokasi, sehingga aku dapat menyimpulkan dan menilai bahwa pilihan para dewan juri itu memanglah "Tepat" sesuai dengan karekter masing-masing dan semua merasakan adanya keserasian Talent's dengan skenario, serta adanya keinginan dan harapan yang nyata demi suksesnya film KCB ini. Sebuah kebahagian yang tiada tara ketika aku diminta bergabung dalam sebuah kepanitia dan Kru di Mesir bersama 21 orang temanku yang dikomandoi oleh Bang Rafi'i direktur Rafi'i Travel Group (RTG), dari sejak awal aku berusaha untuk mentajdid niat (walaupun itu sangat berat) bahwa aku bergebung dengan panitia&kru di Mesir adalah untuk berkhidmah bersama agar suksesnya film KCB, maka aku ditunjuk sebagai Kord.Personal Guide atau LO bersama Ust Taisier, Rois, serta 3 0rang akhwat (Kiki,Fitri dan Ira). Awalnya aku berfikir untuk mengundurkan diri dari kepanitiaan KCB sebab aku membayangkan betapa berat tugas ini, karena aku harus terjun kedunia yang tak pernah kubayangkan dan kulakukan dan sejak dulu aku benci dengan sebuah glamour kehidupan para Aktor/Artis, dan ketakutanku bertambah akan ketularan dengan gaya hidup mereka, dan sudah pasti sebagai LO aku akan berinteraksi dengan para calon artis yang menebarkan pesona kecantikan dan tentunya akan melemahkan keimannku yang sudah terlalu lemah ini, namun semua itu kutepis dalam benak fikiranku sebab aku tahu mereka bukanlah para Aktor/Artis yang sudah terbuai kenikmatan dunia tapi mereka adalah anak-anak muda yang berbakat yang memiliki semangat untuk berubah.(dan mungkin saat itu hanya perasaan dan sangkaan aku semata), dan akupun teringat kembali akan sebuah cita-cita besar dari para penggagas film KCB yang merupakan film religi bernuansa da'wah. Maka aku bertekad dan berusaha untuk memberikan kontribusi walaupun sangatlah kecil dibanding dengan mereka yang berkecimpung dan berkorban harta, jiwa, tenaga dan pikiran untuk semua ini. Cairo 23-Okt-08 malam itu jam menunjukan pukul 03:30 pagi, kota Cairo berselimut udara dingin (20-22*C) yang menembus merasuki pori-pori kulit meresap melalui daging hingga menusuk tulang yang menggigil, di bandara Cairo kami menunggu kedatangan kru inti film KCB dari Indonesia dengan harap cemas, sebab baru pertama kali rombongan ini datang dengan perlengkapan film yang akan melakukan shooting di Mesir. Hingga akhirnya raut kebahagiaan tercermin dari wajah-wajah yang sudah lelah ketika kru Indonesia berhasil melewati semua rintangan, dan rasa dinginpun sirna berganti kehangatan hati yang penuh dengan persaudaraan, pada saat itu aku bertugas untuk menemani sosok "khairul Azam" mataku liar mencarinya dan akhirnya aku dapat menemukan orang yang kucari, ta'aruf singkat terjadi hingga aku mengenal namanya adalah M.Cholidi Asadilalam, kesan tawadhu (rendah diri) tercermin padanya dengan ungkapan"bimbinglah adikmu ini kak" dan sesampainya di Wisma Nusantara aku berkenalan dengan sosok "Furqan" yang bernama Andi Arsil, dan haripun menjelang siang sesuai agenda hari itu seluruh kru berkumpul dalam acara ta'aruf di hotel Wisma agar terjalin persahabatan serta saling mengenal job description masing-masing. Maka hari-haripun terus berganti dan berlalu dimana persiapan sebelum shooting selama satu minggu dari mulai kru kreatif yang melakukan hunting, cek and recek alat-alat kebutuhan shooting film KCB untuk 23 hari kedepan, serta tak luput para Talent's yang mempersiapkan diri berlatih dialog dan akting agar sesuai skenario yang dipenuhi penjiwaan peran masing-masing oleh 3 bintang utama KCB (Odi, Arsi, Oki, dkk) dibawah bimbingan sutradara ternama mas Umam dan mas Sapto (Asstrada), aku sendiri saat itu bertugas menemani Ust Taisier dan Ust Saeful Bahri yang membimbing mereka dalam persiapan dialog berbahasa Arab yang ada sesuai skenario, di hari-hari itu aku bisa lebih mengenal dekat dengan pribadi dari sosok M.Cholidi dengan panggilan akrab Odi, dan Andi Arsil yang sering kupanggil Furqan, serta Oki Setiana Dewi talent as Anna yang khusus ditemani LO akhwat. Pada tanggal 30-Okt-08 kembali kota Cairo didatangi rombongan trip kedua kru film KCB yang terdiri dari 9 orang Talent's dan beberapa kru serta wartawan yang datang, kedatangannya yang hampir sama dengan trip pertama yaitu di pagi hari menjelang shubuh, hari itu aku tak ikut menjemput dan aku bertugas mempersiapkan tempat di Griya KSW, tepat adzan subuh berkumandang mereka sampai di Griya KSW dan langsung menuju aula KSW serta disambut dengan acara perkenalan singkat kru trip kedua yang baru datang dengan Kru dan Panitia dari RTG di Mesir, selanjutnya mereka di tempatkan di tempat yang sudah disediakan, hingga waktu menjelang sore seluruh kru (Sinemart dan Rafi'i Travel Groups) berkumpul di auditorium Wisma Nusantara untuk kembali memperkenalkan person serta tugas dan tanggung jawab masing-masing dari seluruh kru Kreatif ataupun kru nonkreatif dari Indonesia dan kru serta panitia Rafi'i Travel Group, dimana waktu itu aku mendapatkan tugas sebagai penangung jawab di Griya KSW, oleh sebab itu aku harus berusaha mengenal seluruh person yang tinggal disana dengan mayoritas mereka adalah para talent's dan sebagian kru, dengan tanpa harus berkenalan secara langsung dengan mereka (khususnya talent's akhwat) namun setidaknya aku berusaha agar dapat mengetahui pasti nama masing-masing seperti Meyda,Wulandari, Palmera Galda, Silmi serta Aminah, dan kuakui waktu itu aku belum sempat mengenal lebih jauh seluruh talent's kecuali odi, arsil, oki dan azam ashidqi yang sudah kukenal. hal ini dikarenakan aku harus berkonsentrasi pada tugas kepanitian untuk terjun ke lokasi shooting, sehingga terkadang aku masih suka salah memanggil antara lucky dan hapy, atau aku harus mencari mana wulan dan galda, tapi kalau sosok Silmi sekilas aku sudah hafal lebih dulu karena tingkahnya yang selalu membuat orang tertawa (ia terkadang meniru tawa nek Lampir..he.. hee...joke) Namun demikian pada hari-hari berikutnya aku dapat mengenal dekat hampir dengan seluruh talent's (walaupun di hari-hari menjelang kepulangan mereka) serta kru kreatif Sinemart, bahkan para kuli tinta (wartawan), sungguh kebahagiaan yang tiada tara yang kurasakan dari sebuah pertemuan pembuatan Film KCB melahirkan persahabatan dan persaudara yang sangat luas yang akan berkesinambungan dengan ikatan silaturrahmi di masa yang akan datang. Permulaan shooting film Ketika Cinta Bertasbih (KCB ) ini, dimulai pada tanggal 31 Okt-08 dan bertepatan dengan hari Jum'at yang merupakan Sayyidul Ayyam (hari yang mulia), sungguh suatu pilihan yang tepat dan baik menurutku hingga aku berkeyakinan bahwa awal yang baik akan berakhir dengan baik (insyaAllah) . Udara pagi yang sejuk hari itu aku bertugas mengantarkan rombongan kru dan talent's (azam dan nanang) dari Griya Jateng menuju lokasi shooting yang bertempat di sebuah jami'ah tua yang namanya tak asing lagi hingga seantaro dunia, ya kampus yang melahirkan para tokoh dan ulama terkemuka dunia nan berwibawa serta mewariskan ilmunya ke setiap belahan bumi melalui santri-santrinya, itulah Jami'atul Al-Azhar As-syarif yang menjadi saksi bisu di pagi hari itu hingga menjelang sore, dan hal ini merupakan sebuah kebaggaan bagi film KCB yang dapat melakukan shooting di tempat yang sangat bersejarah. Dan situasi di kampusku saat itu terlihat lain dari pada hari-hari biasa yang kulalui selama bertahun-tahun, betapa aku "termangu" di bawah cahaya lampu yang terang benerang, sebab harap maklum aku baru pertama kali menyaksikan sebuah pembuatan film yang sangat begitu ruwet, dan membutuhkan kerja keras para kru, bahkan terlihat lalu lalang orang-orang yang penuh dengan semangat dan kesibukan pada hari itu, baik kru Indonesi dari Sinemart dan kru Rafi'i Travel Groups ataupun kru dari PH Mesir Syirkah Mohamad Ashoob Film. Pekerjaan yang begitu melelahkan tapi hasilnya tertata dengan rapih, maka setelah persiapan alat-alat shooting sudah ready seluruhnya, sejenak aku menyaksikan sebuah peristiwa yang sangat mengharukan menyentuh qolbu dimana seluruh kru Indonesia dan Mesir berkumpul di depan Fakultas Syari'ah dengan membuat lingkaran besar lalu diawali dengan pembukaan dan do'a yang dibacakan Ust Saeful Bahri dengan penuh kekhusuan, dan setelah berdo'a mereka semua bersalaman hingga berpelukan dibarengi dengan deraian air mata yang menunjukan sebuah kesungguhan dan semangat yang membara serta azam kuat demi sebuah suksesan "Film KCB". (Tekad dan usaha harus dibarengi dengan do'a, maka seluruh kru melakukan shalat jum'at di masjid Al-Azhar yang didirikan sejak dinasti Fatimiyyah ribuan tahun yang lalu). Selama kurang lebih 22 hari shooting Film Ketika Cinta Bertasbih, dimulai 14hari shooting pertama di Cairo (Al-Azhar, mesjid Amru bin 'Ash, khan khalili, Mahathah kuliah banat, qoasru'abidin dll) dan shooting kemudian berlanjut ke Iskandariah/ Alexandria selama 6 hari dan kembali shooting di Cairo selama 2 hari dengan pengambilan tempat shooting di KBRI dan Abassiah serta Giza, secara pribadi aku merasa lega dan bahagia melihat semuanya berjalan lancar tanpa ada kendala berarti yang berakibat kegagalan film ini dan semuanya dilalui dengan kerjasama yang baik antara Kru Indonesia dan PH Mesir yang difasilitasi panitia RTG, selama itu cukup membuat semuanya orang tersenyum ba'da akhir shooting, dan dipenghujung agenda kerja Sinemart di Mesir, maka kegiatan ditutup dengan tasyakuran di garden City markaz Ambasador KBRI di Mesir. Didalam sambutan acara "Tasyakuran" , menurut pengakuan pak Dani sendiri hasil shooting alhamdulillah seluruhnya terlaksana dengan dengan "taqdir nilai 90%" walaupun tak menutup kemungkinan adanya kekecewaan dari seluruh Kru, mungkin dari ketidaktepatan waktu atau persediaan mobil dan makanan dll dari para panitia dalam melayani kru semua (dan akhirnya panitia kena semprot the big bos...tapi itu kami terima dengan kesadaran kareana kekurangan kami) keadaan itu semua sangat berpengaruh pada beberapa scene yang tak selesai dalam satu hari, dikarenakan tempat ataupun waktu yang sudah menjelang manghrib, sebab faktor cuaca dan alam (matahari) sangat mendukung kesempurnaan dalam pengambilan shooting dan pemotretan, Namun juga tak menutup kemungkinan adanya kesalahfahaman antara sesama pihak, baik kru Indonesia dan PH Mesir, kru Indonesia dengan panitia ataupun sesama anggota panitia yang melahirkan amarah dan kesedihan yang dibumbui dengan peluh dan keluh kesah serta tetesan airmata dari panitia akhwat yang menjadi pemandangan sehari-hari. Memang demikian adanya ketika emosianal yang memuncak didukung fikiran yang tak tertata karena kelelahan yang tiada tara lahirlah amarah dan ketegangan yang memang akan selalu ada dalam sebuah interaksi sosial dilapangan pekerjaan yang menuntut ketepatan waktu, proposional ataupun lainnya, namun demikian kita harus bijak dan selalu saling memahami serta mengambil pelajaran dari sekolah kehidupan di Mesir ini. Penutup Selama 840 jam sudah berlalu tak terasa dalam waktu satu bulan lebih kita bertemu dalam suka, duka, canda dan tawa serta saling mengenal dan bekerjasama bahu membahu dengan satu tujuan yang sama demi suksesnya "Film Ketika Cinta Bertasbih", banyak sudah hikmah dan manfaat yang dapat dipetik dari pembuatan film KCB selama 35 hari yang terasa singkat, namun pada akhirnya semua itu akan pasti berlalu, dan perpisahan itu akan datang juga pada waktunya. Maka tepatnya pada tanggal 26-Nov-08 hari rabu rombongan Kru film KCB dari Indonesia itu meninggalkan Cairo untuk melanjutkan shooting di Indonesia (sisa scene KCB I dan KCB II),. Pada saat pelepasan Kru Film KCB dari indonesia yang sudah sebulan telah berlelah-lelah dan bekerja untuk shooting Film KCB di Mesir sangatlah membekas di hati kami, dimana kepulangan mereka ketika diantarkan oleh seluruh panitia Rafi'i Travel Group, dengan diiringi deraian air mata dari hati-hati yang sudah terajut dalam ikatan cinta persaudara, sungguh pertemuan itu tinggalah sebuah kenangan yang manis terpatri dalam setiap benak fikiran dan terbungkus dalam kehangatan hati yang paling dalam, walaupun jasad kita terpisah jauh dibelahan bumi lain namun hati-hati kita akan selalu bersatu dirindukan dengan kecintaan dan kasih sayang dari Sang Khaliq yang Maha Penyayang, dan dikala bayang-bayangan itu berkelebat dalam lamunan, hati ini bergemuruh dalam kesedihan, tak terasa ada butiran berkilau yang keluar dari lobang pelupuk, hingga lidahku senantiasa menguntai kata do'a untuk kesuksesan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat dengan harapan kita semua akan bertemu kembali satu saat nanti baik di alam fana ini ataupun pertemuan abadi di akhirat nanti. Amien Setelah mereka semua pergi jauh meninggalkan kita dengan kesedihan, namun mereka akan bertemu dengan kebahagiaan yang baru kembali ke tempat kelahiran dan bertemu dengan orang-orang yang dicintai, dan pada awal bulan desember nanti, mereka akan mulai menyelesaikan shooting KCB I dan KCB II di lamongan/Solo Indonesia, tetaplah semangat dan teruslah berjuang sadaraku semua didalam limpahan rahmat dan ridha-Nya. Dan maafkan kami tak bisa lagi membantu secara fisik namun hanya do'a yang bisa kami berikan mudah-mudah Allah SWT memberikan kemudahan dan kelancaran hingga meraih kesuksesan yang tiada banding dengan penuh keberkahan dari-Nya. Amien ya rabbal 'alamien. "Awal kita berjumpa dalam bahagia dan berpisah dalam kesedihan" Peristiwa ini ibarat ketika kita dilahirkan semua orang merasa senang dan bahagia dengan kedatangan kita dan ketika kita mati meninggalkan dunia semua orang akan merasa sedih dan menangisi kepergian kita, yah itulah falsafah kehidupan yang harus kita lalui. Cairo 28-Nov-08 Kutulis di pojok Tubramly Indah Permai di Flat cemara family |
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
No comments:
Post a Comment