CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Sunday, December 6, 2009

Bls: [kcb-milis] Ulasan Spesial dari film Ketika Cinta Bertasbih 2

 

iya..yach???? engga kepikiran tokoh zumroh kemana ya??? tapi walau ngga ada tapi tetep ngga sedikitpun menghilangkan inti cerita dari film KCB sendiri emang kereeen...setuju banget sama mas muhammad!!!

--- Pada Sel, 1/12/09, Muhammad <muhammadtaufiq@ymail.com> menulis:

Dari: Muhammad <muhammadtaufiq@ymail.com>
Judul: [kcb-milis] Ulasan Spesial dari film Ketika Cinta Bertasbih 2
Kepada: kcb-milis@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 1 Desember, 2009, 12:35 AM



http://muhammadtaufiq.wordpress.com/

Ulasan Spesial dari film Ketika Cinta Bertasbih 2 :


Two Thumbs!



 

Setelah berpekan-pekan saya menantikannya,
akhirnya pekan ini film Ketika Cinta Bertasbih 2 mampir di Plaza Jombang. Dalam
penantian panjang itu, tak kurang 3 kali saya membaca kembali novel Ketika
Cinta Bertasbih. Itu karena saya ingin membuktikan apakah proses Ekranisasi
alias adaptasi novel ke layar lebar sesuai harapan pembaca novelnya. Saya tidak
ingin kenikmatan yang saya rasakan saat membaca novel menjadi hilang setelah
menonton filmnya.



Hasilnya?



Wow,
menakjubkan!



Saya
harus memberi two thumbs. Satu untuk Chaerul Umam, dan satu lagi untuk Imam
Tantowi. Kolaborasi dan kerja keras mereka sungguh menjadikan film hasil transformasi
ke layar lebar ini senikmat novelnya! Salut!



Imam
Tantowi pandai benar mensortasi dengan memilih adegan di novel yang tidak perlu
difilmkan. Dengan tidak adanya tokoh Zumroh, membuat kerapatan dan kecepatan
alur cerita dapat terjaga, sehingga tidak sampai menimbulkan alur ganda yang
dapat membingungkan penonton.



Kemampuan
mengadaptasi dengan memilah mana yang pokok dan cabang inilah menjadikan Imam
Tantowi layak menyandang sebagai penulis skenario terbaik negeri ini!



Pun
Chaerul Umam yang mampu meracik adegan demi adegan di film Ketika Cinta
Bertasbih 2 dengan padat konflik dan lebih dramatis.
Bukan
konflik emosional yang meledak-ledak, tetapi konflik tokoh dengan kondisi yang tengah
menimpanya. Itu terbaca bagaimana ketat dan terjaganya alur cerita hingga
klimaks bertambah klimaks sampai akhir cerita. Sungguh alur yang halus dan
runtut! Bahkan, jika ada penonton yang sebelumnya tidak pernah menonton film
Ketika Cinta Bertasbih 1 atau membaca novelnya, saya yakin penonton tersebut
dapat memahami alur cerita di film Ketika Cinta Bertasbih 2 ini dengan baik.



Juga kemampuan akting tokohnya. Baik tokoh
utama, figuran, protagonis, ataupun antagonis, semuanya terlihat berkembang.
Ditambah lagi hadirnya tokoh-tokoh baru yang membuat film lebih berwarna.
Bahkan saat Cholidi Asadil Alam dan Dude Herlino beradu akting, keduanya
terlihat berimbang dan mengesankan.



Jika di film Ketika Cinta Bertasbih 1 saya
mengatakan Furqon hanya bermodal tampan Korea saja, maka kali ini kemampuan
akting Furqon  sungguh luar biasa.
Puncaknya saat ia beradu akting dengan Anna di sebuah kamar hotel. Sip!



Chaerul Umam sengaja membuat ending cerita
sedikit terbuka dengan menambahkan pertemuan Furqon dan Eliana di rumah Kiai
Lutfi, juga ketidakjelasan perjodohan Ilyas dan Husna. Belum lagi kisah cinta
tak berbalas Hafez kepada Cut Mala. Wajar kiranya jika saya sangat berharap
hadirnya film Ketika Cinta Bertasbih 3 untuk menjawab semua itu.



Dengan adaptasi yang sempurna, kekuatan
akting yang matang dan berimbang, kontrol kecepatan alur cerita yang terjaga,
manajemen konflik yang apik, penyelarasan kostum, pengambilan sudut pandang
yang pas, hingga musik yang OK, wajar kiranya jika saya mengatakan inilah film
Indonesia terbaik yang pernah saya tonton! Selamat!



Dan akhirnya, saat film usai, saya pun
keluar dari Plaza, entah mengapa saya melihat mereka tersenyum-senyum sendiri
... .



* * *





Akses email lebih cepat.
Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! (Gratis)

__._,_.___
.

__,_._,___

No comments: