MIME-Version: 1.0
Content-Type: multipart/alternati
--0-1381158144-
Content-Type: text/plain; charset=utf-
Content-Transfer-
Bekal Berkeluarga dengan Bening Hati=0APenulis : Arda Dinata=0A=0A=
berarti sesuatu yang dapat dikatakan dalam kondisi jernih, hening, dan ata=
u transparan. Dalam ilmu anatomi, hati diartikan sebagai suatu bagian isi p=
erut yang merah kehitam-hitaman warnanya, terletak di sebelah kanan perut b=
esar, gunanya untuk mengambil sari-sari makanan di dalam darah dan menghasi=
lkan empedu.=0A=0AHati juga disebut sebagai sesuatu yang ada di dalam tubuh=
manusia yang dianggap sebagai tempat (pusat) segala perasaan batin dan tem=
pat menyimpan pengertian-pengerti
ti lainnya, hati merupakan pusat pemahaman/internali
Intelectual (II), pusat memori dari semua amal (baik-buruk)
n (rasa halus), untuk penyerapan hal yang abstrak. Indera hati (mata dan te=
linga hati), untuk pencerapan alam ghaib.=0A=0APada hati itulah, organ bada=
n lainnya mengambil keteladanannya, dalam ketaatan atau penyimpangan, selal=
u mengikuti dan patuh dalam setiap keputusannya. Nabi SAW bersabda, "Ketahu=
ilah, sesungguhnya di dalam tubuh ini ada sepotong daging. Apabila ia baik,=
maka baik pula seluruh tubuh, dan bila ia rusak, maka rusak pula seluruh t=
ubuh. Ketahuilah, sepotong daging itu ialah hati." (HR. Bukhari - Muslim).=
=0A=0AHati manusia itu memiliki komponen sifat hidup dan mati. Dalam tatara=
n ini, hati manusia diklasifikasikan menjadi tiga. Pertama, Qalbun Shahih (=
hati yang suci). Yaitu hati yang sehat dan bersih dari setiap nafsu yang me=
nentang perintah dan larangan Allah, dan dari setiap penyimpangan yang meny=
alahi keutamaanNya.
yang tidak pernah mengenal Ilahnya; tidak menyembahNya, tidak mencintai ata=
u ridha kepadaNya. Akan tetapi, ia berdiri berdampingan dengan syahwatnya d=
an memperturutkan keinginannya, walaupun hal ini menjadikan Allah marah dan=
murka dibuatnya.=0A=
miliki kehidupan, namun di dalamnya tersimpan benih-benih penyakit. Tepatny=
a, kondisi hati ini kadang-kadang ia "berpenyakit" dan kadang pula hidup se=
cara normal, bergantung ketahanan (kekebalan) hatinya.=0A=
i merupakan sifat (tabiat) batin manusia. Sehingga, tidak berlebihan, apabi=
la kita dituntut untuk selalu menjaga dan memelihara hati dari sesuatu yang=
dapat mengotorinya. Puncaknya, tidak lain kita berusaha menjadikan kehidup=
an ini selalu diselimuti dengan bening hati.=0A=0ABetapa indahnya, hidup de=
ngan bening hati. Bening hati berarti jernih hatinya (mudah mengerti, dan s=
ebagainya) akan sesuatu kebenaran menurut pandangan Allah yang diperlihatka=
n kepada manusia. Suasana kehidupan dengan bening hati akan selalu mengkons=
ulkan segala aktivitas hidupnya dengan indera perasaan (kebenaran) dan suar=
a hati nuraninya.=0A*
kemanusiaan yang urgenitasnya ditekankan oleh Islam. Keluarga adalah elemen=
dasar dalam komunitas masyarakat. Syari'at Islam yang toleran telah member=
ikan perhatian yang besar terhadap institusi keluarga, sehingga ia menduduk=
i posisi layak yang membuat ia menjadi pijakan kokoh bagi setiap muslim unt=
uk mewujudkan kemuliaan, kehormatan, dan amal shaleh yang bermanfaat.=
Untuk mewujudkannya, di dalam keluarga perlu dibangun suatu sistem pembelaj=
aran yang dilandasi kebeningan hati. Perumpamaan hati adalah cermin. Selama=
ia bersih dari kotoran, maka dapatlah dilihat padanya segala sesuatu. Apab=
ila ia tertutup kotoran dan tidak ada yang membersihkannya, maka ia pun dis=
elimuti kotoran, yang pada akhirnya binasa, idak dapat dibersihkan.
kankah, kondisi bening hati dalam keluarga merupakan sesuatu yang dapat mel=
ejitkan potensi terciptanya keluarga sakinah? Rasulullah SAW bersabda, "Apa=
bila Allah SWT menghendaki suatu rumah tangga yang baik (bahagia), diberika=
nNya kecenderungan menghayati ilmu-ilmu agama; yang muda menghormati yang t=
ua; harmoni dalam kehidupan; hemat dan hidup sederhana; melihat (menyadari)=
cacat-cacat mereka dan kemudian melakukan taubat. Jika Allah SWT menghenda=
ki sebaliknya, maka ditinggalkanNya mereka dalam kesesatan." (HR. Dailami d=
an Anas).=0A=0AHadits di atas menunjukkan bahwa untuk mendapat kecenderunga=
n tersebut, maka modal yang perlu dibangun tidak lain setiap anggota keluar=
ga harus selalu menjaga kebeningan hati. Dan orang-orang yang menjaga (memi=
liki) kekuatan kebeningan hati, Allah menjanjikannya dengan memasukkan mere=
ka ke dalam surga (QS. Al-Mujaadilah : 22).=0A=0AKiranya, salah satu telada=
n yang bisa kita contoh dalam membangun kebeningan hati dalam keluarga, sel=
ain keluarga Rasulullah SAW, adalah keluarga Khalifah Ali bin Abu Thalib. A=
li=C2=A0RA adalah suami dari Fatimah putri Rasulullah. Beliau sejak kecil h=
idup bersama Rasulullah, karena Rasulullah pernah diasuh oleh ayah Ali. Set=
elah Rasulullah menikah dengan Siti Khadijah, Ali ikut bersama Rasulullah d=
an dibesarkan, diasuh, serta dididik, sehingga tumbuh sebagai anak yang ber=
budi luhur, cerdik, dan pemberani.=0A=
ini tercermin pada ikut sertanya dalam hampir seluruh peperangan yang dipim=
pin Rasulullah. Ali senantiasa berada di barisan muka. Seringkali kaum musl=
imin memperoleh kemenangan karena keberaniannya dan ketangkasannya, Ali dik=
enal dengan Dzulfaqar karena pedangnya yang bermata dua. Namun demikian, Al=
i sehari-hari dalam keluarga, perilakunya selalu lemah lembut, sebagai panc=
aran kebeningan hati.=0A=0ABudi pekerti Islam, keshalehan, keadilan, tolera=
nsi, dan kebersihan jiwa Ali sangat terkenal. Ia termasuk salah seorang dar=
i tiga tokoh (Abu Bakar As-Shiddiq, Umar bin Khatab, Ali bin Abu Thalib) ya=
ng di dalam dirinya tercermin kepribadian Rasulullah. Mereka bertiga laksan=
a mutiara yang memancarkan cahayanya.=0A=
ni, Ali=C2=A0RA berkata, "Sesungguhnya Allah ta'ala di bumiNya mempunyai se=
buah wadah, yaitu hati. Maka yang paling dicintai Allah ialah hati yang pal=
ing lembut, paling jernih, dan paling keras." Kemudian beliau menafsirkanny=
a. Maka beliau berkata, "Maksudnya ialah yang paling keras dalam agama, pal=
ing jernih dalam keyakinan, serta paling lembut terhadap saudara-saudaranya=
."=0A=0ABukti kebeningan hati Ali RA, tercermin juga pada kejadian berikut =
ini. Pada suatu hari, Khalifah Ali bin Abu Thalib menegur Ashim bin Ziyad y=
ang mengenakan pakaian yang terbuat dari bahan sangat kasar (aba'ah) dan me=
ninggalkan sama sekali kenikmatan hidup di dunia. Beliau berkata, "Hai 'mus=
uh kecil' dirinya sendiri! Sesungguhnya engkau telah disesatkan oleh setan.=
Tidaklah engkau mengasihani si istri dan anak-anakmu? Apakah menurut perki=
raanmu, Allah SWT telah menghalalkan bagimu segala yang baik, lalu Ia tidak=
menyukai engkau menikmatinya? Sungguh, dirimu terlalu kecil untuk dituntut=
melakukan seperti itu olehNya!"=0A=
Ashim, "Anda sendiri memberi contoh dengan mengenakan pakaian amat kasar d=
an memakan makanan yang kering!"=0A=
k seperti diriku, sebab Allah telah mewajibkan atas para pemimpin yang bena=
r agar mengukur dirinya dengan keadaan rakyat yang lemah, sehingga orang mi=
skin tidak sampai tersengat oleh kepedihan kemiskinannya.
itu menunjukkan bahwa tidak masalah bagi rakyat biasa menikmati suatu karu=
niaNya, sepanjang menikmatinya benar dan tidak melupakan kepada fakir miski=
n. Sebaliknya, Ali mengecam orang yang memilih hidup amat miskin hingga men=
elantarkan keluarga, padahal ia mampu untuk hidup lebih baik. Sedangkan, pe=
mimpin yang baik, harus mengukur dirinya dengan keadaan rakyat yang lemah. =
Dampaknya, orang miskin tidak terlalu pedih atau putus asa dan adanya kesed=
erhanaan pemimpin akan memberikan teladan bagi si kaya dalam membelanjakan =
hartanya.=0A=
kebeningan hati. Maka, panjatkanlah selalu doa,=C2=A0"Ya Tuhan kami, anuger=
ahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenan=
g hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." (Q=
S. Al-Furqaan : 74).=0A=0A*) Penulis adalah pendiri Majelis Inspirasi Alqur=
an dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia.=0A=
=0A=0A=0A Firefox 3: Lebih Cepat, Lebih Aman, Dapat Disesuaikan dan Gr=
atis.http://
--0-1381158144-
Content-Type: text/html; charset=utf-
Content-Transfer-
<html><head>
ad><body><div style=3D"font-
:12pt"><DIV>
lang=3DSV style=3D"FONT-
engan Bening Hati</SPAN><
FAMILY: Arial"><BR><
enulis : Arda Dinata</SPAN>
><BR></SPAN>
"MARGIN-BOTTOM: 12pt"><SPAN lang=3DSV style=3D"FONT-
: Arial">Bening berarti sesuatu yang dapat dikatakan dalam kondisi jernih, =
hening, dan atau transparan. Dalam ilmu anatomi, hati diartikan sebagai sua=
tu bagian isi perut yang merah kehitam-hitaman warnanya, terletak di sebela=
h kanan perut besar, gunanya untuk mengambil sari-sari makanan di dalam dar=
ah dan menghasilkan empedu.<BR><
da di dalam tubuh manusia yang dianggap sebagai tempat (pusat) segala peras=
aan batin dan tempat menyimpan pengertian-pengerti
n sebagainya). Arti lainnya, hati merupakan pusat pemahaman/internali
pusat Intutional Intelectual (II), pusat memori dari semua amal (baik-buruk=
). Indera perasaan (rasa halus), untuk penyerapan hal yang abstrak. Indera =
hati (mata dan telinga hati), untuk pencerapan alam ghaib.<BR><BR>
itulah, organ badan lainnya mengambil
keteladanannya, dalam ketaatan atau penyimpangan, selalu mengikuti dan pat=
uh dalam setiap keputusannya. Nabi SAW bersabda, "Ketahuilah, sesungguhnya =
di dalam tubuh ini ada sepotong daging. Apabila ia baik, maka baik pula sel=
uruh tubuh, dan bila ia rusak, maka rusak pula seluruh tubuh. Ketahuilah, s=
epotong daging itu ialah hati." (HR. Bukhari - Muslim).<BR>
itu memiliki komponen sifat hidup dan mati. Dalam tataran ini, hati manusi=
a diklasifikasikan menjadi tiga. <EM><SPAN style=3D"FONT-
tama, Qalbun Shahih</SPAN>
bersih dari setiap nafsu yang menentang perintah dan larangan Allah, dan d=
ari setiap penyimpangan yang menyalahi keutamaanNya.
=3D"FONT-FAMILY: Arial">Kedua, Qalbun Mayyit</SPAN>
Yaitu hati yang tidak pernah mengenal Ilahnya; tidak menyembahNya, tidak me=
ncintai atau ridha kepadaNya. Akan tetapi, ia berdiri berdampingan
dengan syahwatnya dan memperturutkan keinginannya, walaupun hal ini menjad=
ikan Allah marah dan murka dibuatnya.<BR>
: Arial">Ketiga<
Maridh</SPAN>
dalamnya tersimpan benih-benih penyakit. Tepatnya, kondisi hati ini kadang=
-kadang ia "berpenyakit" dan kadang pula hidup secara normal, bergantung ke=
tahanan (kekebalan) hatinya.<BR>
t) batin manusia. Sehingga, tidak berlebihan, apabila kita dituntut untuk s=
elalu menjaga dan memelihara hati dari sesuatu yang dapat mengotorinya. Pun=
caknya, tidak lain kita berusaha menjadikan kehidupan ini selalu diselimuti=
dengan bening hati.<BR><BR>
ng hati berarti jernih hatinya (mudah mengerti, dan sebagainya) akan sesuat=
u kebenaran menurut pandangan Allah yang diperlihatkan kepada manusia.
Suasana kehidupan dengan bening hati akan selalu mengkonsulkan segala akti=
vitas hidupnya dengan indera perasaan (kebenaran) dan suara hati nuraninya.=
</SPAN></P>=
ter><SPAN lang=3DSV style=3D"FONT-
></P>=0A<P class=3DMsoNormal>
-FAMILY: Arial"><BR><
/SPAN></STRONG>
urgenitasnya ditekankan oleh Islam. Keluarga adalah elemen dasar dalam kom=
unitas masyarakat. Syari'at Islam yang toleran telah memberikan perhatian y=
ang besar terhadap institusi keluarga, sehingga ia menduduki posisi layak y=
ang membuat ia menjadi pijakan kokoh bagi setiap muslim untuk mewujudkan ke=
muliaan, kehormatan, dan amal shaleh yang bermanfaat.<
annya, di dalam keluarga perlu dibangun suatu sistem pembelajaran yang dila=
ndasi kebeningan hati. Perumpamaan hati adalah cermin. Selama ia bersih dar=
i kotoran, maka dapatlah dilihat padanya segala sesuatu. Apabila ia tertutu=
p kotoran dan tidak ada yang membersihkannya, maka ia pun diselimuti kotora=
n, yang pada akhirnya binasa, idak dapat dibersihkan.
isi
bening hati dalam keluarga merupakan sesuatu yang dapat melejitkan potensi=
terciptanya keluarga sakinah? Rasulullah SAW bersabda, "Apabila Allah SWT =
menghendaki suatu rumah tangga yang baik (bahagia), diberikanNya kecenderun=
gan menghayati ilmu-ilmu agama; yang muda menghormati yang tua; harmoni dal=
am kehidupan; hemat dan hidup sederhana; melihat (menyadari) cacat-cacat me=
reka dan kemudian melakukan taubat. Jika Allah SWT menghendaki sebaliknya, =
maka ditinggalkanNya mereka dalam kesesatan." (HR. Dailami dan Anas).<BR><B=
R>Hadits di atas menunjukkan bahwa untuk mendapat kecenderungan tersebut, m=
aka modal yang perlu dibangun tidak lain setiap anggota keluarga harus sela=
lu menjaga kebeningan hati. Dan orang-orang yang menjaga (memiliki) kekuata=
n kebeningan hati, Allah menjanjikannya dengan memasukkan mereka ke dalam s=
urga (QS. Al-Mujaadilah : 22).<BR><BR>
kita contoh dalam membangun kebeningan hati dalam keluarga, selain
keluarga Rasulullah SAW, adalah keluarga Khalifah Ali bin Abu Thalib. Ali&=
nbsp;RA adalah suami dari Fatimah putri Rasulullah. Beliau sejak kecil hidu=
p bersama Rasulullah, karena Rasulullah pernah diasuh oleh ayah Ali. Setela=
h Rasulullah menikah dengan Siti Khadijah, Ali ikut bersama Rasulullah dan =
dibesarkan, diasuh, serta dididik, sehingga tumbuh sebagai anak yang berbud=
i luhur, cerdik, dan pemberani.<BR>
ni tercermin pada ikut sertanya dalam hampir seluruh peperangan yang dipimp=
in Rasulullah. Ali senantiasa berada di barisan muka. Seringkali kaum musli=
min memperoleh kemenangan karena keberaniannya dan ketangkasannya, Ali dike=
nal dengan Dzulfaqar karena pedangnya yang bermata dua. Namun demikian, Ali=
sehari-hari dalam keluarga, perilakunya selalu lemah lembut, sebagai panca=
ran kebeningan hati.<BR><BR>
ansi, dan kebersihan jiwa Ali sangat terkenal. Ia termasuk salah
seorang dari tiga tokoh (Abu Bakar As-Shiddiq, Umar bin Khatab, Ali bin Ab=
u Thalib) yang di dalam dirinya tercermin kepribadian Rasulullah. Mereka be=
rtiga laksana mutiara yang memancarkan cahayanya.<BR>
eningan hati ini, Ali RA berkata, "Sesungguhnya Allah ta'ala di bumiNy=
a mempunyai sebuah wadah, yaitu hati. Maka yang paling dicintai Allah ialah=
hati yang paling lembut, paling jernih, dan paling keras." Kemudian beliau=
menafsirkannya. Maka beliau berkata, "Maksudnya ialah yang paling keras da=
lam agama, paling jernih dalam keyakinan, serta paling lembut terhadap saud=
ara-saudaranya.
ejadian berikut ini. Pada suatu hari, Khalifah Ali bin Abu Thalib menegur A=
shim bin Ziyad yang mengenakan pakaian yang terbuat dari bahan sangat kasar=
(aba'ah) dan meninggalkan sama sekali kenikmatan hidup di dunia. Beliau be=
rkata, "Hai 'musuh kecil' dirinya sendiri! Sesungguhnya engkau telah
disesatkan oleh setan. Tidaklah engkau mengasihani si istri dan anak-anakm=
u? Apakah menurut perkiraanmu, Allah SWT telah menghalalkan bagimu segala y=
ang baik, lalu Ia tidak menyukai engkau menikmatinya? Sungguh, dirimu terla=
lu kecil untuk dituntut melakukan seperti itu olehNya!"<BR>
ai Amirul Mukminin," ujar Ashim, "Anda sendiri memberi contoh dengan mengen=
akan pakaian amat kasar dan memakan makanan yang kering!"<BR>
h," jawab Ali, "Dirimu tidak seperti diriku, sebab Allah telah mewajibkan a=
tas para pemimpin yang benar agar mengukur dirinya dengan keadaan rakyat ya=
ng lemah, sehingga orang miskin tidak sampai tersengat oleh kepedihan kemis=
kinannya."<BR>
at biasa menikmati suatu karuniaNya, sepanjang menikmatinya benar dan tidak=
melupakan kepada fakir miskin. Sebaliknya, Ali mengecam orang yang memilih=
hidup amat miskin hingga menelantarkan keluarga, padahal ia mampu
untuk hidup lebih baik. Sedangkan, pemimpin yang baik, harus mengukur diri=
nya dengan keadaan rakyat yang lemah. Dampaknya, orang miskin tidak terlalu=
pedih atau putus asa dan adanya kesederhanaan pemimpin akan memberikan tel=
adan bagi si kaya dalam membelanjakan hartanya.<BR>
keluarga yang hidupnya dibangun dengan kebeningan hati. Maka, panjatkanlah=
selalu doa, "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri =
kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami =
imam bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Furqaan : 74).<BR><BR>
AN style=3D"FONT-
Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia.</
lass=3DMsoNormal>
normal; FONT-FAMILY: Arial">
EM><SPAN lang=3DSV style=3D"FONT-
Y: Arial"><BR><
tyle=3D"FONT-
ta santri</SPAN>
-FAMILY: Arial"><BR><
<hr size=3D1> <a href=3D"http://sg.rd.
mailtagline/
ksklusif Messenger Pingbox Anda sekarang! </a><br> Membuat tempat chat prib=
adi di blog Anda sekarang sangatlah mudah</body>
--0-1381158144-
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
No comments:
Post a Comment