Resensi KCB2 : Memang Membangun Jiwa! Ketika mendengar sukses tayangan film KCB I berikut dengan kritik tajam dari beberapa insan media maupun kritikus film, saya tergelitik untuk menyaksikan film KCB2. Seperti apa sih film KCB 2 yang pernah mendapat kritikan cukup pedas itu. Beruntung, film ini terbagi menjadi dua sekuel, sehingga kritik tersebut dapat menjadi sebuah masukan yang membangun film tersebut. Saat menyaksikan film ini di awal-awal tayangan, memang sangat kental nuansa sinetronnya dengan visualisasi yang biasa dan karakter yang kurang kuat dari beberapa pemain baru. Namun, segera saya mengabaikan seluruh persepsi buruk dengan tetap menyaksikan dan menikmatinya. Ternyata memasuki tayangan-tayangan berikutnya, tanpa sadar saya cukup larut dan menikmati film ini. Artinya, ternyata film ini cukup menarik dengan jalan cerita yang nyaris tak berbeda dari cerita aslinya. Kelemahan karakter beberapa pemain tertutupi oleh kekuatan karakter dari tokoh kawakan seperti Deddy Mizwar dan Ninik L Karim. Juga beberapa dialog yang terlihat sangat alami cukup menyegarkan suasana dengan gelak penonton. Juga ada beberapa adegan yang cukup mengundang emosi penonton dan saya sendiri terisak. Yaitu ketika Anna menyadari Furqon mengidap HIV dan ketiika ibunda Azzam mendapat kecelakaan kemudian meninggal dunia. Yang terpenting, film yang sangat biasa ini mengandung pesan dakwah yang luar biasa. Saya cukup salut dengan pesan-pesan dalam cerita yang divisualisasikan dengan sukses. Dengan pesan-pesan yang menarik dari cerita yang sederhana itu, saya yakin film ini dapat menarik semua kalangan, baik anak-anak, remaja ataupun orangtua, baik akademisi, dai maupun pejabat. Sehingga sebagaimana novelnya, pembaca maupun penonton tak merasa digurui meskipun pesan tersebut memang cukup menyentil, seperti perempuan yang tidur setelah subuh juga tentang jilbab dan akhlak wanita muslimah. Bagi saya pribadi yang cukup lama menggunakan jilbab dan juga banyak belajar tentang Islam namun tak luput lalai mengamalkannya, cukup tersadarkan dengan muatan dakwah dalam film tersebut. Karena itu, pun sebagaimana novelnya, film ini pun layak disebut sebagai film pembangun jiwa yang mencerahkan hati dan pikiran. Semoga, film-film |
Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang!
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
No comments:
Post a Comment