Penampilan Gus Dur ketika memberikan pengantar pidato kenegaraan
menyambut HUT Ke-55 Kemerdekaan RI di Sidang Paripurna DPR Agustus
2000, jauh berbeda dibanding saat ia hadir di tempat yang sama untuk
interpelasi DPR. Kali ini ia tampak tegang. Wajahnya agak cemberut.
Namun segala ketegangannya akhirnya cair juga. Para anggota DPR malah
beberapa kali dibuat terpingkal-pingkal oleh guyonannya.
Di tengah-tengah pidato tanpa teks itu, Gus Dur bercerita tentang
seorang kondektur bus asal Sumatra Utarayang bergelantungan di pintu
bus. Ketika bus melaju kencang, rupanya sopir tak tahu kalau sang
kondektur terjatuh tersenggol bus lain.
Sang kondektur pun jatuh tersungkur. Kepalanya langsung membentur
jalan dan retak. Napasnya sudah senen-kamis, terputus-putus.
Saat itulah datang seorang Betawi yang mencoba menolong kondektur yang
sekarat itu.
"Bang, nyebut Bang, nyebut," katanya sambil mendekatkan mulutnya ke
telinga kanan kondektur itu.
Maksud orang Betawi ini agar kondektur yang sekarat tadi menyebut
syahadt La ilaha ilallah, sebelum meninggal. Tapi karena kondektur
tadi bukan orang Islam, dia mengaitkan permintaan nyebut tadi dengan
profesinya.
Maka, sesaat sebelum menghembuskan napas terakhirnya, kondektur tadi
sempat nyebut, "Blo..M-Depo.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
No comments:
Post a Comment