Mohon ijinnya untuk menanggapi hal poligami yang di tulis dalam email ini. Cuma mau berbagi cerita untuk mengenang sahabatku yang baru saja di panggil oleh Allah kemarin. Beberapa bulan yang lalu, seperti biasa aku bersilaturahim ke rumah sahabatku ini. Seorang ibu beranak satu. Usianya baru 27 thn. Anaknya berusia 2 thn beberapa bulan. Suaminya seorang hafidz Qur'an. Gambaran keluarga ideal menurutku. Disela-sela obrolan kami tentang pernikahan (topik yang selalu kami bahas jika bertemu, karna dia selalu menyuruhku untuk segera menyusulnya untuk menikah), dia menyinggung tentang poligami. "ana sih gak keberatan ukh suami ana nikah lagi" "aku jg ga keberatan mba..cuma orang tua aja yang ga setuju" kataku "kalo ana udah mengkondisikan ke orang tua ana. ana ajak dialog. ana bilang kalo nanti suami ana nikah lagi, mreka jangan kaget." "kan enak, nanti klo yang ngurusin suami ana, istri yang muda aja." Sepenggal pembicaraan itu kembali terngiang di telingaku ketika kemarin aku mengenang semua hal yang kuingat tentang diirinya. Wanita dengan seribu hati. Ternyata apa yang dia bicarakan, ini lah maknanya. Hari senin kemarin (06/10/08) pkl. 00.15 menghembuskan nafas terakhirnya dengan kalimat syahadat terucap di kata2 terakhirnya. Ternyata Allah lebih sayang kepadanya sehingga ingin cepat memanggilnya untuk berada di dekatNya. Dimana seorang ibu zaman sekarang enggan untuk menyusui anaknya, dia menyusui anaknya genap 2 tahun seperti yang dianjurkan Rasulullah. Selamat jalan sahabat...insyaAlla --- On Sat, 9/27/08, Fajar Azzam Pasha Akhmad <azzampasha@gmail. From: Fajar Azzam Pasha Akhmad <azzampasha@gmail. |
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
No comments:
Post a Comment