CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Monday, April 20, 2009

[kcb-milis] Fw: review surat terbuka





----- Forwarded Message ----
From: napol aceh <napolaceh@gmail.com>
To: senoramutia@yahoo.com
Sent: Saturday, April 4, 2009 6:26:36 PM
Subject: review surat terbuka

Kepada Yang Terhormat
Para Ahli Medis Gubernur NAD.


MENCERMATI perkembangan kesehatan Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam,
dokter hewan Irwandi Yusuf, sejak dilantik menduduki jabatan gubernur
hingga hari ini, sering mengalami sakit mendadak karena kondisi
kesehatannya memburuk.

MENGINGAT pentingnya tugas beliau selaku kepala pemerintahan Aceh,
saya sebagai rakyat Aceh ingin menyumbangkan saran kepada para ahli
medis antara lain:

MENIMBANG profesi beliau sebelum menjadi gubernur adalah sebagai
seorang dokter hewan dan dosen pengajar pada fakultas kedokteran hewan
UNSYIAH, juga pernah menimba ilmu di Amerika Serikat, dimana sangat
mungkin berhubungan lansung dengan hewan-hewan, baik dengan hewan yang
sehat maupun hewan yang sakit. Dunia modern juga pernah heboh tentang
berbagai penyakit yang menimpa hewan dan menjalar ke manusia atau
disebut juga penyakit ZOONOSIS.
Dewasa ini, kita disegarkan dengan ingatan mengenai penyakit Mad Cow
Desease atau lebih dikenal dengan nama Sapi Gila (baca: Sawan Leumo)
di Amerika Serikat yang berdampak pada perdagangan ekspor dan impor
daging sapi.

Wabah penyakit Prion pada manusia dan hewan tampaknya akibat perubahan
pola hidup karena ego dan ambisi manusia untuk menghasilkan lebih
banyak protein hewani (daging dan susu), karenanya ruminansia yang
secara alami adalah pemakan tumbuh-tumbuhan dipaksa menjadi karnivora
(sapi dipaksa untuk makan MBM/meat borne meal atau pakan yang berasal
dari lambung kelenjar/perut dari hewan lain), yang merupakan suatu
praktik kanibalisme secara tidak langsung.

Praktik kanibalisme ini pun terjadi pada masyarakat Papua New Guinea
pada penyebaran penyakit Kuru dengan memakan otak dari musuh yang
dapat mereka bunuh, tetapi setelah praktik ritual ini dilarang maka
penyakit Kuru di Papua New Guinea pun hilang (hingga kini tidak
terdengar lagi).
Sebagai suatu ungkapan ringan dan sangat bermakna, tampaknya "Mad Cow
Disease A Warning To Change Our Habit" (Dieter Brauer, The Development
and Cooperative Magazine).

Penyakit Sapi Gila atau Mad Cow Desease atau Bovine Spongiform
Encephalopathy (BSE) adalah salah satu penyakit pada otak sapi yang
tergolong dalam kelompok penyakit Transmissible Spongiform
Encephalopathy (TSE).
Beberapa jenis penyakit TSE pada manusia dan hewan tampak seperti berikut ini:

Penyakit ini disebabkan oleh suatu jenis protein (tanpa asam nukleat)
yang bersifat infeksius yaitu PRION (Proteinaceous Infectious).

Asal- usul, Diagnosis dan Pencegahan.
Secara normal, protein prion dihasilkan oleh tubuh (disingkat
PrPc/cellular PrP), sedangkan isoform dari protein prion yang
infeksius penyebab TSE disebut Prion Protein Scrapie (PrPSc), adapun
bentuk PrPc dan PrPSc sama, bobot molekul sama, sekuensnya juga sama.
Perbedaan yang paling menonjol dari kedua protein prion tersebut
adalah bahwa PrPSc (bcid) tahan terhadap Proteinase K suatu enzim yang
dapat mendegradasi protein, sedangkan PrPc (ahelix) tidak tahan.
Penyakit ini menjadi sangat menarik bagi dunia kedokteran karena dua
hal yaitu secara ilmiah karena berada di antara dua sifat genetik dan
infeksius (suatu posisi yang unik dan merupakan paradigma baru pada
disiplin biomedis) dan secara sosial ekonomi karena mengakibatkan
kerugian ekonomi dan kesehatan masyarakat.

Penyakit CJD bukanlah penyakit yang baru, sudah lama diketahui orang,
namun selama ini diketahui bahwa CJD pada manusia (CJD klasik) umumnya
menyerang pada usia 40-90 tahun (diduga tergolong penyakit selinitas),
bersifat sporadis 85-90%, dan onset penyakit antara 4-12 bulan sebelum
kematian timbul dan tidak dipredisposisi oleh jenis kelamin.
Gejala klinis yang tampak adalah degenerasi neurologik seperti ataxia
(serupa dengan gejala Penyakit Alzaimer atau Parkinson), tremor,
kelelahan, ngantuk, kerusakan daya ingat, perubahan tingkah laku,
vertigo, kemunduran mental yang sangat cepat diikuti dengan dementia,
gangguan motorik (bagian kepala/leher, pundak sampai gluteus lumbal
sensitive terhadap rangsangan suara, cahaya dan sentuhan), dan
gambaran spesifik dari elektro encephalogram (EEG) dan perubahan
patologinya adalah terbentuk amyloidplaque di otak cerebral (terlihat
berlubang-lubang).
Seiring dengan perjalanan waktu, ternyata ditemukan adanya suatu
variasi dari CJD (perubahan neuropatologik yang atipikal) yang
sebelumnya tidak pernah ditemukan pada kasus-kasus umum CJD di USA,
Australia dan Jepang. Pada kasus varian baru dari CJD (vCJD) ini, usia
orang yang terkena ternyata sangat muda yaitu 16, 18, 19, 26, 28, 29,
31, dan 39 tahun. Setelah ditelusuri dan dilakukan pengujian terhadap
transmisi agen penyebab, ternyata diketahui dan diduga kuat bahwa vCJD
disebabkan oleh prion yang berasal dari BSE (penyebab BSE dan vCJD
adalah causa penyakit yang sama).

Masa inkubasi dari Transmissible Encephalopathy (transmisi
antarspesies) yang slow degeneration pada sistem saraf pusat domba
selama 2-4 tahun, sapi selama 3-6 tahun dan manusia selama >10 tahun
dan gejala kliniknya muncul dalam beberapa bulan (pusing, sulit
berpikir/tidak dapat berkonsentrasi, mata berkunang-kunang). BSE
menyerang sapi berumur tiga sampai lima tahun dengan gejala penurunan
produksi susu, gemetar/kejang-kejang dan TSE (Transmissible
Encephalopathy) dibagi menjadi tiga fase yaitu fase I yaitu level
infeksi yang sangat rendah, fase II yaitu peningkatan konsentrasi
prion di otak, sumsum tulang (inkubasi 6 bulan) dan fase III yaitu
kematian pada manusia dengan inkubasi 20 bulan sampai 16 tahun.

Terdapat tiga jenis tipe penyakit CJD pada manusia yaitu:

1. Classical CJD: jarang terjadi, degenerasi neuron fatal pada
manusia, terjadi transmisi melalui hewan-hewan laboratorium (animal
TSE), Sporadic CJD menyebabkan dementia, Hereditary CJD menyebabkan
insomnia fatal dan mutasi PrP gen, Latrogenis CJD pengobatan growth
hormone dan pembedahan.

2. Varian CJD (tahun 1996) karena konsumsi produk hewan penderita BSE,
dengan gejala klinis depresi, kontraksi otot involunter, inkoordinasi.

3. Gerstmann-Straussler-Scheinker (GSS) menyebabkan inkoordinasi otot,
dementia dan kematian dalam 2 sampai 6 tahun. Penyakit Kuru karena
kanibalisasi di Papua Nugini (penanganan dan memakan otak manusia),
dengan inkubasi 3 bulan sampai 30 tahun dan akhirnya mati.

MEMUTUSKAN menghimbau kepada para pakar medis untuk mencoba meneliti
lebih serius dengan menggunakan laboratorium dan alat-alat kedokteran
yang moderen mengingat RSU Zainoel Abidin, Banda Aceh memiliki
peralatan medis modern senilai Rp 40 Miliar.
Sebagaimana dilansir oleh media massa bahwa, Tim Antikorupsi
Pemerintah Aceh (TAKPA) menemukan peralatan medis modern senilai Rp 40
miliar di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh. Menurut
temuan Tim TAKPA, peralatan medis yang belum dioperasikan itu adalah
dua unit peralatan radiologi jantung dan Diagnostik All Body terbaru
dan modern yang pengadaannya menggunakan sumber dana APBA 2008 senilai
Rp 40 miliar.

Bila penelitian medis ini dilaksanakan oleh putra putri Aceh terbaik
dalam dunia kedokteran dan membuahkan hasil yang baik terhadap
kesehatan kepala daerah, tentu akan mengharumkan nama Aceh dan juga
dapat memberi keyakinan kepada masyarakat umum bahwa untuk berobat
tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri. Selain menghemat anggaran
belanja yang seyogyanya dapat digunakan untuk membantu meringankan
beban hidup masyarakat miskin Aceh,  juga di Aceh telah banyak para
ahli medis dari berbagai macam latar belakang disiplin ilmu. Karena
tidak mustahil Gubernur NAD drh.Irwandi Yusuf terinfeksi oleh
hewan-hewan yang pernah beliau jadikan objek praktek kerja, antara
lain, sapi.

Tidak tertutup kemungkinan virus sapi gila juga dapat menular dan
menginfeksi manusia liannya, siapapun dia, termasuk seorang dokter
hewan bahkan dosen maupun seorang profesor sekalipun tidak luput dari
pada kemungkinan itu.

Semoga masukan ini berguna sebagai bahan kajian bagi para pakar
kesehatan gubernur NAD, dan semoga mampu menemukan penyebab sakitnya
Bapak Gubernur yang sangat dicintai oleh rakyatnya ini, agar Bapak
Gubernur NAD drh.Irwandi Yusuf mampu melaksanakan amanah rakyat Aceh
yang dipercayakan kepada beliau dengan sebaik-baiknya, hingga dengan
masa tugasnya berakhir.

Wassalam,



Prof. Ismuhadi Peusangan

*)adalah Narapidana Politik Aceh Merdeka yang ditahan di pulau Jawa
sejak 24 September 2000 hingga hari ini.

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

No comments: